Memperingati Hari Ulang Tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-66 dan Hari Bidan Internasional yang jatuh setiap tanggal 5 Mei, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyelenggarakan rangkaian kegiatan bakti sosial berupa pelayanan kesehatan gratis dan pemeriksaan IVA gratis serentak di seluruh Indonesia.
Pemeriksaan IVA dilakukan oleh 21.017 bidan kepada 91.349 perempuan di 3.098 lokasi di seluruh Indonesia. Kegiatan pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaan IVA ini menarik perhatian berbagai pihak dan dicatatkan dalam rekor MURI. Penyerahan Piagam Rekor Muri ini dilakukan oleh Jaya Suprana di Hotel Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (19/7).
Piagam diserahkan kepada Ibu Negara RI selaku Ketua Dewan Pembina Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) yang mempunyai program Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim (Serviks) di Indonesia; Menteri Kesehatan RI; dan Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia.
Ketua Umum PP IBI Emi Nurjasmi menyebutkan, tema HUT IBI ke-66 dan Hari Bidan Internasional tahun 2017 adalah Bidan Mengawal Kesehatan Perempuan dan Keluarga dengan Layanan Holistik dan Berkesinambungan, Midwives, Women, and Family.
“Indonesia sebagai salah satu tenaga kesehatan profesional terus berupaya meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya guna menjawab tantangan khususnya dalam bidang kesehatan perempuan, ibu, dan anak,” kata Emi.
Emi menambahkan, IBI sebagai organisasi profesi, terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kalangan bidan Indonesia membutuhkan dukungan yang kuat salah satunya melalui penguatan regulasi bidan yang menjamin kepastian hukum baik bagi masyarakat maupun bagi profesi bidan sendiri melalui Undang-undang Kebidanan.
“Diharapkan dengan baiknya regulasi serta terpeliharanya kompetensi bidan, maka kualitas pelayanan kesehatan perempuan, ibu dan anak dapat terus meningkat,” ujar Emi.
Peran bidan yang sangat besar dalam memberikan edukasi kepada perempuan, keluarga, dan masyarakat untuk mendapatkan kehamilan dan persalinan yang sehat dan aman, terus didukung oleh Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan lembaga-lembaga lokal dan asing, termasuk badan PBB yang bergerak di bidang kesehatan reproduksi, salah satunya UNFPA (United Nations Population Fund–Dana Kependudukan PBB).
UNFPA di tingkat global maupun nasional bekerjasama dengan organisasi profesi bidan dalam upaya meningkatkan profesionalisme bidan dalam pelayanan kesehatan reproduksi, khususnya dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu di Indonesia.
Perwakilan UNFPA di Indonesia, Annette Sachs Robertson mengatakan, UNFPA Indonesia pernah mendukung lahirnya pedoman teknis skrining IMS terintegrasi dengan kanker leher rahim di tahun 2014. Pedoman yang dimaksud digunakan sebagai panduan skrining yang dilakukan bidan untuk pencegahan kanker serviks.
Menurut WHO, kanker serviks termasuk salah satu penyakit yang mematikan. Sementara Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia, dan menyebebkan kanker serviks menjadi pembunuh perempuan nomor satu di Indonesia. Setiap tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Fenomena artis Julia Perez yang meninggal karena kanker serviks stadium 4 kian meningkatkan kesadaran akan pentingnya mewaspadai penyakit ini. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)