Lampung, NU Online
Tahun 2025 mendatang, 60 persen penduduk Indonesia merupakan generasi milenial. Padahal berdasarkan survei, semakin milenial seseorang semakin merasa mereka tidak butuh lagi dengan organisasi masyarakat. Berbagai hal pun mengalami perubahan dengan cepatnya.
Melihat fakta demikian, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ahmad Helmi Faishal Zaini mengingatkan bahwa inovasi sangat penting di era yang sudah sedemikian rupa berubah dengan cepatnya ini.
“Tidak ada yang lain, maka butuh inovasi,” katanya saat memberikan sambutan pada Pembukaan Konferensi Besar (Konbes) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2019 Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Pondok Pesantren Minhadlul Ulum, Pesawaran, Lampung, Jumat (18/10).
Maka dari itu, Helmi menegaskan agar kader-kader IPNU seluruh Indonesia dapat menyadari perubahan itu. “Teman-teman Konbes dan Rakernas IPNU harus sadar melek situasi banyak berubah. Kita menghadapi revolusi 4.0 yang memerlukan kecepatan kita mengikuti perkembangan zaman,” tegasnya.
Lebih lanjut, Helmi menyampaikan bahwa cara berdakwah pelajar dan Nahdliyin harus berubah, tidak lagi secara tradisional saja. “Kalau cara berdakwah kita masih tradisional, ormas Islam hanya akan menjadi fosil sejarah,” katanya dalam kegiatan bertema Berkolaborasi Membangun Inovasi, Mengawal NKRI itu.
Sebab, sekarang ini, banyak sekali kelompok yang mempolitisasi agama. Mereka menganggap seluruh kebudayaan Arab dianggap sebagai ajaran. Tak ayal, Nahdlatul Ulama mengusung Islam Nusantara dalam rangka mengokohkan jati diri kita. “Islam Nusantara adalah ajaran-ajaran sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad,” ujarnya.
Hal itu, sebagai langkah menampilkan satu wajah damai guna melakukan kontranarasi dengan terus menyampaikan berita kebenaran, dan juga melaksanakan Islam dalam beragama dan Nusantara dalam berkebudayaan.
“Bukan berarti Islam Nusantara kiblatnya dipindahkan ke borobudur, ihramnya pakai batik. Tidak pernah ada penjelasan dari para kiai kita sesesat itu,” ujarnya.
Menutup sambutannya, pria asal Cirebon, Jawa Barat itu menyampaikan bahwa Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama tahun 2020 akan digelar di Lampung. Setelah itu, Helmi memukul gong sebagai tanda dibukanya Konbes dan Rakerna 2019 IPNU.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua PBNU H Umarsyah, Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung KH Muhsin Abdillah, Pengasuh Pondok Pesantren Minhadlul Ulum Pesawaran Lampung Gus Amin Udin, Bupati Pesawaran Dendi Romadona, dan para pengurus Pimpinan Wilayah IPNU se-Indonesia.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin