Buku 'Menjerat Gus Dur' Dibedah di Universitas Negeri Jakarta
Rabu, 22 Januari 2020 | 08:30 WIB
Bedah buku ini mendatangkan narasumber Ketua PBNU H Robikin Emhas, Direktur NU Online Savic Ali, dan penulis buku 'Menjerat Gus Dur' Virdika Rizky Utama.
Koorprodi Pendidikan Sejarah UNJ Humaidi, mengungkapkan memorinya saat Gus Dur menghadiri forum pengkaderan PMII yang diselenggarakan di Ciganjur, Jakarta Selatan. Menurut Humaidi, pada forum itu, Gus Dur menguti ayat ke-4 dalam Surat Al-Quraisy untuk menjelaskan tentang fungsi negara .
"Ayat terakhir itu yang kata Gus Dur adalah membuat orang nyaman dalam bernegara, memberikan rasa aman dan membebaskan manusia dari rasa lapar. Itu fungsi pemerintahan," kata Humaidi.
Namun, ia sangat menyayangkan karena Gus Dur tidak lama menjadi presiden. Padahal, sambungnya, Gus Dur merupakan seorang pemberani.
Ia berharap, diterbitkannya buku 'Menjerat Gus Dur' ini memicu generasi NU memberikan interpretasi sejarah yang lebih baik atas torehan Gus Dur dalam panggung sejarah Indonesia. Sebab, katanya, kurikulum sejarah yang beredar, Gus Dur jatuh dari kursi presiden karena kasus Bullogate dan Bruneigate.
"Buku virdika ini memberikan versi lain bahwasanya tidak semudah itu tapi ada gerakan konspirasi, ada gerakan dibalik layar itu yang membuat Gus Dur lengser sebelum waktunya," katanya.
Sementara Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNJ Umasih, mengungkapkan rasa penasarannya tentang penjatuhan Gus Dur dari kursi presiden melalui buku yang ditulis Virdika. Ia mengaku baru hari ini memegang bukunya.
"Saya kira semua kita ingin tahu ada apa dibalik turunnya Gus Dur," kata Umasih.
Ia pun menyatakan untuk mengikuti diskusi buku yang diterbitkan oleh NU Media Digital sampai selesai. Buku ini penting diketahui karena terkait dengan sejarah politik Indonesia.
"Itu sebagai bukti saya kepengen tahu banyak karena ini juga bagian dari sejarah Indonesia dan ini rasa bangga saya sebagai dosen, sebagai orang tua dari mahasiswa kami yang berhasil meneliti dan menulis tokoh tentang sentral Indonesia," terangnya.
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi