Penulis buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah, KH Faqihuddin A Qadir, saat berbicara dalam peluncuran bukunya. (Foto: Tangkapan layar YouTube Mubadalah)
Jakarta, NU Online
Buku berjudul Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah karya KH Faqihuddin Abdul Kodir Cirebon, Jawa Barat, ini merupakan karya spektakuler. Ia dapat menarik perhatian sekaligus mencolok mata. Isinya orisinil dan menjawab paradoks soal hadits-hadits.
Hal tersebut dikatakan oleh KH Husein Muhammad dalam acara peluncuran buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah yang digelar secara virtual, Rabu (1/9) malam. Peluncuran buku ini diinisiasi afkaruna.id, mubadalah.id, dan TV9.
Penulis sekaligus kiai yang aktif bergerak dalam isu perempuan dan gender ini menerangkan, mubaadalah adalah golden rule, jawaban, dan akhir dari pergolakan relasi antarmanusia.
“Buku ini bukan hanya (pedoman) untuk relasi gender. Namun, juga relasi antarkeberagaman latar primordial apa pun,” tambah Kiai Husen.
Senada, Sakdiyah Makruf, komika yang sedang naik daun, dalam paparannya menyebut bahwa buku ini merupakan jawaban polemik-polemik pendiskriminasian perempuan.
“Buku ini semestinya dapat dijadikan kudapan yang bisa dijangkau dan didistribusikan dengan mudah, sebagaimana narasi-narasi diskriminasi terhadap perempuan,” tandasnya.
Peluncuran buku yang diinisiasi oleh afkaruna.id ini juga menghadirkan beberapa pembicara lain, seperti Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil), Nihayatul Wafiroh, Inayah Rohmaniyah, Lies Marcoes, Nur Rofiah, dan Evy Ghozali.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Ulil sangat mengapresiasi buku karya Kang Faqih, sapaan penulisnya. Ia menyebut, buku ini merupakan upaya terbaik dalam mengoreksi kondisi terkini.
“Buku ini meng-counter pendapat masyarakat umum yang menganggap perempuan sebagai sumber fitnah. Buku ini sangat penting dan menjawab persoalan terkini,” papar pengasuh ngaji daring kitab Ihya’ Ulumiddin ini.
Hj Nihayah Wafiroh menyebut bahwa buku ini dapat menjadi pedoman penyelesaian masalah terkini. Sebagai Anggota DPR RI, ia mengatakan, meski sudah banyak perempuan yang terjun ke dunia politik, namun, belum hand in hand menyelesaikan masalah yang ada.
“Justru malah sering berhadapan sesama perempuan,” papar perempuan asal Banyuwangi yang akrab disapa Ning Niek ini.
Sumber pembelajaran
Akademisi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Inayah Rohmaniyah, sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca mahasiswa sebagai sumber pembelajaran sekaligus metode dalam berpikir.
Dalam kesempatan yang sama, pendidik sekaligus penulis, Evy Ghozali, berharap buku tersebut dapat sampai dan dipelajari siapa saja hingga pelosok negeri. “Buku ini harus dibaca dan dipahami para ibu PKK, kepala sekolah, aktivis parenting, hingga tokoh-tokoh lain di daerah,” tambahnya.
Sedangkan, bagi Lies Marcoes, buku ini tak hanya perlu dibaca oleh orang-orang dalam negeri, melainkan juga bagi siapa saja di penjuru dunia mana pun. “Saya berharap pemikiran dan bacaan semacam ini dapat menjadi bahan bacaan internasional,” ujar Lies.
Di sela serunya pemaparan, Nurul Bahrul Ulum selaku pemandu acara menyebut bahwa peserta yang hadir secara virtual menyentuh angka 822 orang. Mereka bertahan hingga acara berakhir.
Penulis buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah, KH Faqihuddin Abdul Kodir, di penghujung acara menyampaikan ucapan selamat datang kepada siapa saja dalam dunia mubaadalah.
“Mari kita syukuri dengan berkiprah bersama sesuai kapasitas masing-masing untuk kemaslahatan, sebagai insan rahmatan lil alamin sebagaimana visi Islam, dan dengan akhlak mulia sebagaimana visi Nabi Muhammad SAW,” tandasnya.
Peluncuran buku yang berlangsung seru hingga penghujung acara ini ditutup dengan khidmat oleh doa yang dipimpin KH Husein Muhammad.
Kontributor: Nila Zuhriah
Editor: Musthofa Asrori