Kaprodi Ekonomi Syariah Yudi Yudiana saat mengisi acara Literasi Merdeka Finansial di Lantai 4 Kampus Unusia Jakarta pada Kamis (13/7/2023). (Foto:NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Untuk menghindari dan mencegah pinjaman online (pinjol) yang sering kali menimbulkan permasalahan, masyarakat perlu memahami literasi finansial.
Kepala Program Studi (Kaprodi) Ekonomi Syariah Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Yudi Yudiana mengatakan hal itu saat perbincangan dengan NU Online, Kamis (13/7/2023) usai penyelenggaraan seminar Literasi Merdeka Finansial di Lantai 4 Kampus Unusia Jakarta.
"Yang dimaksud dengan literasi merdeka finansial adalah masyarakat supaya bisa leluasa, fleksibel, dan lebih merdeka di dalam menentukan finansial planing," ujarnya.
Yudi mengatakan ada tiga penyebab pinjol bisa menyita ketertarikan masyarakat yakni kemudahan akses, kecepatan pencarian pembiayaan, dan tanpa jaminan.
"Yang tidak disadari dari peminat pinjol adalah dari segi risiko, artinya dengan simplifikasi atau kemudahan-kemudahan tadi, tentu ada berapa aspek risiko yang tidak dapat dilakukan seperti halnya di lembaga keuangan formal," terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan dampak yang lebih terasa yang dapat menimpa seseorang yang melakukan pinjol ialah penekanan moril pihak pinjol terhadap nasabah yang bermasalah. Bahkan menurutnya, moril tersebut akan berdampak kepada orang-orang yang tidak mengetahui atau tidak terlibat secara langsung.
"Misalnya, melakukan penekanan terhadap orang tua, melakukan penekanan terhadap kakak, atau adik, intinya saudara," ia mencontohkan.
Menurutnya hal itu secara etis tidak manusiawi. "Karena siapa yang melakukan siapa yang kena dampak. Ini harus dipertimbangkan ulang ya bagi orang-orang yang akan melakukan peminjaman," ia mengingatkan.
Menurut Yudi seminar literasi merdeka finansial adalah upaya untuk memberikan penjelasan terhadap mahasiswa sebelum terjun ke masyarakat. Melalui seminar tersebut dilakukan pengenalan produk-produk yang dapat dijadikan investasi alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan mahasiswa.
"Saat ini kan mahasiswa memahami investasi itu masih terbatas pada teori. Mahasiswa belum mengimplementasikan atau mempraktikkan secara langsung ke dalam bentuk produk investasi," ujarnya.
Kemudian Yudi menjelaskan terkait manfaat dari literasi merdeka finansial, di antaranya adalah untuk melakukan langkah preventif atau menyiapkan dana alternatif yang dapat dibutuhkan.
"Nah, kalau pinjol itu kan lebih ke pelarian ya, karena sudah mendesak akhirnya tidak memiliki alternatif lain," katanya.
Ia juga berharap para mahasiswa tidak takut memulai berinvestasi. "Meskipun dengan anggaran yang sesuai dengan kemampuannya yang terbatas, yang penting adalah melatih diri untuk kehidupan yang terencana," harapnya.
Kontributor: Suwitno