Jakarta, NU Online
Pandemi covid-19 belum juga usai. Di Indonesia kasus pasien terinfeksi covid-19 masih terus bertambah. Per tanggal 7 Agustus 2022 ada total positif corona di Indonesia sebanyak 6.244.978.
“Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tak boleh lengah dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes),” kata Pengurus Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Citra Vitri kepada NU Online, Senin (8/8/22).
Selain prokes, dr Civi, sapan akrabnya, menyarankan masyarakat untuk menghindari beberapa tempat yang berisiko tinggi menularkan virus covid-19.
1. Tempat konser
Pertemuan-pertemuan di pagelaran akbar seperti konser atau hajatan menurut dr Cibi menawarkan lebih banyak kesempatan untuk saling menularkan. Pertemuan-pertemuan itu juga cenderung tidak menerapkan jarak fisik yang tepat.
“Meskipun tingkat keparahannya tidak seperti pertama kali virus ini muncul. Tapi tetap masyarakat harus waspada karena virus ini kan banyak sekali variannya,” tuturnya.
2. Transportasi umum
Seiring meningkatnya capaian vaksinasi nasional transportasi umum menjadi lebih longgar dalam masalah penerapan prokes. Hal itu nampak dari pencopotan marka atau tanda jarak aman yang terpasang di kursi maupun di lantai halte dan bus.
Pencopotan marka itu baginya membuat seseorang juga cenderung memiliki kontak yang terlalu lama dengan orang lain, sehingga berisiko sangat tinggi.
“Sebagai penumpang kita juga harus waspada terhadap permukaan yang sering disentuh pada transportasi,” ucapnya.
3. Pasar
Tak ubahnya konser, terang Civi, pasar juga menjadi salah satu tempat yang berisiko tinggi. Hal itu karena pasar cenderung padat dan berdesakan, menjaga jarak di dalamnya tentu akan sulit.
“Pertukaran barang atau uang antara penjual dengan pembeli memungkinkan banyak sentuhan sehingga sangat rawan sekali terjadi penularan,” terang dia.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat tidak lengah menerapkan prokes mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas (5 M), serta vaksinasi.
"Di Indonesia kelompok rawan banyak, karena jumlah penduduk kita besar. Ini harus disadari semua pihak. Satu-satunya cara yaitu tetap disiplin prokes,” tegasnya.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin