Jombang, NU Online
Selasa siang (4/8) usai adzan dzuhur dikumandangkan, makam Gus Dur di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur tiba-tiba penuh sesak manusia yang berdiri merapati pagar makam keluarga tersebut. Mereka berdiri lantaran tribun tempat duduk sudah penuh peziarah dari rombongan lain.<>
Usut punya usut, keluarga besar Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid dan komunitas Gusdurian sedang berziarah di makam Presiden ke-4 itu. Ziarah digelar bersamaan dengan peringatan hari lahir Gus Dur yang jatuh pada 4 Agustus 1940.
Kedatangan mereka sekaligus merayakan Muktamar ke-33 NU yang dihelat di empat pesantren di Kabupaten Jombang. Mereka memanjatkan doa bersama di pusara Gus Dur dipimpin Mustasyar PBNU TGH Turmudzi Badruddin asal Lombok, NTB.
Dari keluarga Gus Dur, hadir Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid ditemani keempat putrinya, Alissa Qotrunnada Munawwaroh (Alissa Wahid), Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid), Anita Hayatunnufus (Anita Wahid) dan Inayah Wulandari (Inayah Wahid), menantunya dan para cucunya.
“Kami berziarah ke makam-makam para sesepuh setelah menggelar kegiatan diskusi di Unhasy. Gus Dur suka ziarah. Sebagai pengikutnya, kami jaga tradisi itu,” ujar Alissa Wahid di sela-sela ziarah.
Arnold (17), muallaf keturunan Tionghoa asal Jakarta yang sangat mengidolakan Gus Dur juga tampak khusyuk berdoa di pusara tokoh humanis ini. Ia didampingi kedua orang tuanya. Ibu Arnold menceritakan, Arnold, anak bungsunya akrab sekali dengan Gus Dur.
“Arnold tadi waktu di makam bilang kalau Gus Dur ada di antara peziarah. Beliau senang sekali katanya. Makanya, Arnold nggak mau beranjak. Dia malah nangis terus,” tutur Ibu Arnold.
Hingga berakhirnya ziarah, jamaah Gusdurian tetap bertahan di area makam sembari ber-selfie. Tentu yang menjadi objek foto adalah makam Gus Dur dan Hj Sinta Nuriyah. Para putri Gus Dur, khususnya Yenny Wahid, tak luput dari jepretan kamera wartawan dan ratusan peziarah. (Musthofa Asrori/Anam)