Di Forum BRICS, Presiden Prabowo Dorong Keterbukaan Antar-Negara Anggota
Selasa, 9 September 2025 | 16:00 WIB
Jakarta, NU Online
Presiden RI Prabowo Subianto mendorong pentingnya prinsip keterbukaan dalam kerja sama antarnegara anggota BRICS.
Ia menambahkan bahwa kondisi dunia saat ini dipenuhi ketidakpastian, standar ganda, serta pelanggaran terhadap hukum internasional yang terjadi setiap hari. Prabowo memandang, kekuasaan telah menggantikan kebenaran dan negara-negara kecil sering kali menjadi korban intimidasi dan tekanan.
Prabowo menekankan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat bagi BRICS untuk terus berkembang menjadi kekuatan yang lebih solid dan berpengaruh.
"Kami menganggap sekarang adalah waktunya bagi BRICS untuk terus berkembang. Kami sepenuhnya mendukung inisiatif yang telah diambil," jelasnya saat BRICS Leaders Virtual Meeting di Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Senin, (8/9/2025).
Tak hanya itu, Prabowo menekankan pentingnya peran BRICS sebagai kekuatan yang mampu menjaga stabilitas dan memberi harapan di tengah ketidakpastian geopolitik global yang semakin meningkat.
Ia juga menyatakan rasa hormat dan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepadanya untuk berbicara di forum penting tersebut. Prabowo kemudian menyampaikan pandangan Indonesia terhadap posisi strategis BRICS dalam menghadapi tantangan global saat ini.
"Indonesia menganggap BRICS sebagai pilar yang sangat kuat bagi stabilitas dan harapan dalam situasi geopolitik internasional saat ini. Saat ini kita mengalami dunia yang penuh ketidakstabilan dan juga dunia di mana konsep multilateralisme sedang ditantang," ujarnya.
Lebih jauh, Prabowo menyoroti kekuatan kolektif BRICS sebagai blok negara dengan pengaruh besar di tingkat global.
"BRICS sekarang mencakup lebih dari 55% populasi dunia. Kita memiliki lebih dari 40% PDB global. BRICS memiliki ekonomi terbesar, negara-negara dengan populasi terbesar, pasar terbesar, negara-negara dengan sumber daya alam yang besar, sumber daya penting. Oleh karena itu, BRICS muncul sebagai pilar kekuatan," jelasnya.
Menurut Prabowo, kerja sama antarnegara anggota harus diperkuat dan diperluas. Ia menegaskan bahwa Indonesia mendukung kelanjutan kemitraan BRICS dan pentingnya konsultasi yang lebih intensif antar negara anggota.
"Jadi, Indonesia mendukung kelanjutan. Memang, kita harus terus bekerja lebih erat bersama. Kita harus lebih banyak berkonsultasi satu sama lain," katanya.
Penekanan keterbukaan dari Prabowo berawal dari gagasan yang disampaikan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping. Ia menyerukan koordinasi yang lebih erat di tengah dunia yang tidak menentu.
"Saya sepenuhnya mendukung konsep yang disampaikan oleh Yang Mulia Presiden Republik Rakyat Tiongkok. Kita harus menjunjung keterbukaan. Kita harus benar-benar melanjutkan koordinasi dan kerja sama yang erat ini," ungkapnya.
Pertemuan kali ini dihadiri oleh sejumlah Kepala Negara dan perwakilan tingkat tinggi, antara lain Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden RRT Xi Jinping, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Putra Mahkota Uni Emirat Arab Khaled bin Mohamed bin Zayed, Menteri Luar Negeri Ethiopia Gedion Timothewos, serta Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar.