Di NU Tech, Kian Banyak Santri yang Bisa Diajak Ngobrol Teknologi
Selasa, 20 Desember 2022 | 06:00 WIB
Mohamad Syafi’ Alieha atau Savic Ali (kanan) dan Yenny Wahid bersama juara lomba capture the flag competition. (Foto: NU Online/TVNU)
Malang, NU Online
Selama berpuluh tahun, santri seolah identik dengan kampungan, hanya sarungan, atau semata mengerti tentang kitab kuning. Pada saat yang sama, keberadaan pengetahuan umum seperti sains dan teknologi dianggap tertinggal. Namun saat ini, tidak sedikit dari kalangan pesantren yang mempunyai keahlian dan bisa diajak ngobrol dalam masalah tersebut.
Karena itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mohamad Syafi’ Alieha atau Savic Ali merasa bangga dengan terselenggaranya NU Tech Hari Lahir 1 Abad NU. Kegiatan menjadi pembuktian bahwa kalangan santri dan kader NU telah memiliki kemampuan yang membanggakan terhadap sains dan teknologi serta sebagai ladang perjuangan.
"Di event ini kita menyaksikan bahwa santri atau komunitas Nahdliyin sudah melek teknologi,” katanya pada acara NU Tech: Final Day yang digelar di Ballrom Akasia Hotel Savana Malang, Jawa Timur, Senin (19/12/2022).
Dia kemudian menyebut bahwa pada kegiatan tersebut ada capture the flag competition dan innovation piching competition yang menjelaskan rencana bisnis masing-masing peserta. Apalagi kemampuan peserta cukup membanggakan karena diisi kalangan muda yang berinovasi sebagai upaya memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
"Saya menekuni dunia teknologi sudah lama, namun di PBNU tidak ada teman ngobrol. Tetapi setelah acara NU-Tech ini saya yakin akan teman ngobrolnya banyak banget, seperti mas Ainun Najib, Mas Robin yang jago programing," katanya.
Selanjutnya, Savic berharap apa yang disaksikan di acara ini bisa berkembang. Sebab NU bukan sepenuhnya diisi masyarakat tradisional, tetapi post tradisional. NU bukan lagi disebut sebagai masyarakat berbasis agraria, tetapi juga post agraria.
"Itu merupakan dua fenomena yang saya yakin NU bisa menghadapi abad kedua dengan jauh lebih baik,” harap dia.
Dengan demikian, selama kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU sebagai sarana pencerahan dan kebangkitan kembali NU. Bukan hanya sektor keagamaan, tetapi juga berbagai sektor karena NU bukan hanya organisasi yang fokus kepada masalah keagamaan, tetapi juga sosial.
“Pada momen ini, Nahdliyin bisa menyaksikan bahwa teknologi bisa menjadi alat perjuangan, alat pengubah masyarakat, dan alat pengubah realitas yang sangat luar biasa,” katanya.
Dijelaskannya bahwa hanya dengan segelintir orang, teknologi mampu memberikan dampak pada dunia melebihi apa yang mungkin orang bayangkan. Karenanya, NU-Tech adalah langkah pertama yang bukan berarti akan berhenti.
“Kita berharap akan lahir ide-ide baru yang bisa memecahkan permasalahan masyarakat, khususnya Nahdliyin yang punya nilai dan memberikan dampak besar untuk masyarakat Indonesia," tandasnya.
Pada kegiatan ini ada 10 kelompok dari 130 peserta innovation piching competition yang lolos. Mereka hadir dan mempresentasikan berbagai inovasi yang akan dilakukan dan bahkan telah dikembangkan selama ini.
Untuk mendukung agenda NU Tech, digelar sejumlah kompetisi seperti capture the flag competition, narasi academy, hingga stand up comedy.
Kegiatan juga dihadiri Zannuba Arrifah Chafsoh atau Yenny Wahid, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang, juga Ketua PCNU Kabupaten Malang.
Acara dilanjut dengan beberapa talk show. Salah satunya dengan menghadirkan narasumber Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim.
Penulis: Ika Nur Fitriani
Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi