Pesona MIN 1 Kota Malang, Melawan Kutukan Sekolah Terbelakang
Sabtu, 1 Oktober 2022 | 19:00 WIB
Penampilan musik siswa MIN 1 Kota Malang dalam ajang Panggung Kreasi Anak Shaleh (Pangkas) yang digelar setiap Kamis. (Foto: istimewa)
Zunus Muhammad
Penulis
Malang, NU Online
Sepertinya tidak ada yang menduga, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang yang dulunya menjadi bahan lelucon warga sekitar, kini menjadi salah satu madrasah tingkat dasar unggulan di Indonesia. Keberhasilan yang diraih seakan melawan kutukan buruk selama puluhan tahun.
Selain bagunannya yang kokoh, beranda MIN 1 Kota Malang juga membawa keteduhan bagi setiap pengunjung. Arus sengatan cahaya matahari mampu tersaring oleh tumbuhnya pohon-pohon besar. Mosaik-mosaik ubin tampak tersapu bersih, aktivitas orang-orang di dalamnya penuh respek dengan salam kekhasan.
Selain fasilitas serta sarana penunjang pendidikan yang tergolong lengkap, MIN 1 Kota Malang juga menyabet ribuan penghargaan bergengsi yang diraih dari berbagai level setiap tahunnya. Puncaknya, di tingkat internasional, tiga anak didik MIN 1 Kota Malang berhasil menyapu bersih kejuaraan International Kangaroo Mathematics Contest (IKMC) 2022.
"Alhamdulillah, bersyukur dapat meraih Gold Award di ajang bergengsi ini. Saya sangat senang dan excited untuk mengikuti IKMC tahun ini," kata Adellazahra Shahia Kirana, salah satu anak didik yang meraih juara IKMC 2022.
Pengalaman mendapat Medali Silver di IKMC di tahun 2021, membuat putri pasangan Amalia Permata Dewi dan Deddy Setyo Nugroho ini berjuang keras untuk mendapatkan yang terbaik di tahun ini. Tak hanya Adellazahra, dua temannya yakni Gasavania Aurum dan Mahadewi Cahya Wardhani masing-masing peraih Silver Award, dan Bronze Award di ajang yang sama.
Di waktu yang hampir bersamaan, Aurelia Haura Araminta siswa kelas 5 juga meraih medali emas di ajang Olimpiade Sains dan Statistika Nasional 2022, yang di selenggarakan Yayasan Prestasi Indonesia.
Beragam prestasi dari berbagai ajang kompetisi yang diraih siswa MIN 1 Kota Malang telah mematahkan cemoohan, sekaligus menjadi ruang pembuktian bahwa sekolah ini akan terus berkembang dan mengibarkan reputasi unggul.
Bermula dari SDL PGAN 6 Malang
SKB 3 Menteri yang mengubah status Sekolah Dasar Latihan III PGAN 6 Malang menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Malang I Kota Malang, disebut-sebut sebagai tonggak awal kemajuan bagi sekolah ini. Sebelum lahirnya Surat Keputusan Menteri Agama No 15/1978, selama lebih dari 15 tahun (1963-1978) beroperasi, SDL III PGAN hanya memiliki 115 siswa.
Meski demikian, di awal masa peralihan lembaga, MIN Malang 1 Kota Malang masih dipandang sebagai sekolah pinggiran dan terbelakang. Gambaran itu melekat kuat di benak masyarakat setempat hingga waktu yang cukup lama. Mereka yang berpandangan sinis hanya punya alasan sederhana, lokasi bagunan sepi dan berbatasan dengan kompleks kuburan warga.
"Karena dulu tempat ini sepi dan belakangnya ada komplek pemakaman yang ada hingga sekarang," kata Kepala MIN 1 Kota Malang, Suyanto saat menerima rombongan Media Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Kamis (29/9/2022).
Suyanto masih ingat betul, sekolah yang terletak di Jalan Bandung No 7C Kota Malang ini menjadi bahan cemoohan warga sekaligus media untuk menakut-nakuti anak yang bandel.
"Kalau ada anak yang nakal akan ditakut-takuti dimasukkan ke mandarusak' (tambah rusak)," kenang Suyanto saat mengisahkan kembali pelesetan warga terkait MIN 1 Malang Kota Malang.
Dijelaskan Suyanto, transformasi perkembangan MIN 1 Kota Malang berjalan dengan baik dari masa ke masa. Ia mengakui peran besar itu tidak lepas dari kegigihan kepala madrasah pendahulunya, yaitu Drs. H Abdul Jalil. Kepiawaian Abdul Jalil dalam berinovasi dinilai mampu mengubah citra sekolah dan menempatkan madrasah ini sejajar dengan sekolah-sekolah unggulan di Jawa Timur bahkan Indonesia.
Madrasah Terpadu Berprestasi
Pada 6 Oktober 1998, MIN Malang 1 Kota Malang ditetapkan pemerintah menjadi Madrasah Terpadu. Restrukturisasi tata kelola madrasah ini yang juga pada akhirnya mengubah nama dari MIN Malang 1 Kota Malang menjadi MIN 1 Kota Malang pada Januari 2017.
Selama lima tahun terakhir, MIN 1 Malang menjadi salah satu madrasah tingkat dasar unggulan di Indonesia. Ragam prestasi baik akademis maupun non akademis berhasil diraih oleh siswa, guru, maupun pimpinan sekolah.
Suyanto menyebutkan, setiap tahun tidak kurang dari 1.000 prestasi diraih siswa dan siswi pada tingkat regional, nasional dan internasional. Para siswa, lanjut dia, sudah dipersiapkan sejak dini dengan merekrut sejumlah pembimbing yang pernah juara di bidangnya masing-masing.
"Setiap tahun kami aktif mengikuti kegiatan untuk menguji kemampuan anak-anak MIN 1 Kota Malang di bidang akademik dan non akademik. Kita juga menghadirkan para pembimbing yang pernah juara di bidangnya masing-masing," kata Suyanto.
Menurut Suyanto, ada dua hal yang menjadi kunci sukses MIN 1 Kota Malang mendidik siswa-siswi berprestasi. Pertama adalah belajar bermakna dalam setiap pelajaran apa pun.
"Belajar bermakna itu targetnya kompetensi apa yang harus dimiliki oleh putra dan putri kita, tidak terlalu dalam materinya tapi bisa dipraktikkan oleh putra dan putri kita," ujar Suyanto.
Selain belajar bermakna, kunci sukses kedua MIN 1 Kota Malang adalah memiliki manajemen keteladanan yang membuat para siswa banyak meraih prestasi di berbagai bidang. Menurut Suyanto, semuanya berawal dari keteladanan yang dicontohkan mulai dari kepala sekolah, guru maupun pembimbing.
"Misalnya kita ada program mahabah (madrasahku, hijau, asri dan bebas sampah), kepala madrasahnya tidak boleh bawa botol pelastik (sekali pakai), jadi saya bawa botol minum, kotak nasi, saya harus jadi contoh dan itu akan diikuti oleh bapak dan ibu guru, dalam kegiatan apapun bapak-ibu guru tidak boleh menghasilkan sampah di madrasah ini," jelas Suyanto.
Ia menjelaskan, keteladanan yang dipraktikan kepala madrasah dan para pengajar akan dilihat siswa dan siswi, sehingga mereka akan mengikuti perbuatan baik yang dilakukan guru mereka di sekolah.
Menyapa dan Salam
Prestasi akademik maupun non-akademik yang diraih MIN 1 Kota Malang, juga tidak terlepas dari pembentukan karakter yang secara terus menerus disematkan dan diajarkan kepada peserta didik.
Pada tahun 2022 ini, MIN 1 Kota Malang menampung 1.543 siswa dari berbagai daerah. Dan setiap tahun ajaran baru, setidaknya ada 900-an pendaftar. Kepercayaan ratusan orang tua untuk mendaftarkan anaknya ke MIN 1 Kota Malang ini tentu saja beralasan. Menurut pengakuan Suyanto, banyak orang tua merasa percaya dengan MIN 1 Kota Malang karena akidah dan akhlak anaknya langsung tampak menjadi lebih baik.
“Anak-anak MIN 1 Kota Malang diajari menerapkan ajaran 5-S, yakni senyum, sapa, salam, salim, santun. Serta suka menolong, maaf, dan terima kasih," ujar Suyanto.
Menariknya, madrasah yang mempunyai tagline 'Tiada Hari Tanpa Prestasi' ini juga menanamkan kecintaan anak didik sejak dini terhadap budaya bangsa yang mereka namai Citra, yakni Cita Insan Nusantara.
"Citra atau Cita Insan Nusantara adalah salah satu ikhtiar MIN 1 Kota Malang dalam mengenalkan khasanah budaya Indonesia kepada para siswa," terang Suyanto.
Suyanto menjelaskan, Cita Insan Nusantara digelar setiap hari Kamis. Seluruh civitas akademika, mulai dari Kepala MIN, guru, dan para siswa diminta untuk mengenakan pakaian daerah.
Selain itu, lanjut Suyanto, setiap hari Kamis, bekal makanan yang dibawa para siswa juga bertema makanan tradisional. Selama di madrasah, para siswa juga disertakan dalam beragam permainan tradisional dan diiring dengan lagu dan musik tradisional.
"Kami ingin mereka mengenal dan menyenangi budaya bangsa, mulai dari pakaian, musik, lagu daerah, hingga makanan. Itu semua kita kenalkan ke putra putri MIN 1 Kota Malang," paparnya.
Tidak hanya itu, MIN 1 Kota Malang juga memberikan ruang aktualisasi bagi para siswa untuk unjuk kebolehan melalui Panggung Kreasi Anak Shaleh (Pangkas). Di panggung ini, setiap Kamis, para siswa bisa unjuk bakat dan kebolehan mereka, mulai dari mengaji, berpidato, bermain musik, menari, stand up comedy, dan lainnya.
"Kita manfaatkan jam istirahat para siswa, selama kurang lebih 20 menit, untuk memberi kesempatan kepada mereka tampil secara bergantian dan terjadwal," sebut Suyanto.
MIN 1 Kota Malang, lanjutnya, juga menggelar pekan kewirausahaan. Para siswa diberi kesempatan untuk membuat masakan dengan menu makanan tradisional sesuai kemampuan dan perkembangan mereka. Caranya, madrasah membagi siswa dalam beberapa kelompok, lalu mereka diberi modal berupa bahan makanan tradisional untuk diolah menjadi makanan.
"Bahkan, ada juga yang setelah dimasak, lalu dijual hasilnya. Bahan yang digunakan mulai dari ketela, jagung, serta umbi-umbian lainnya," terang Suyanto.
"Anak harus bangga menjadi bagian warga negara Indonesia. Citra yang digelar setiap Kamis juga ingin memupuk jiwa patriotisme siswa," tandasnya.
Pewarta: Zunus Muhammad
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua