Direktur PD Pontren Kemenag Sebut Santri Tak Harus Jadi Kiai
Jumat, 3 Maret 2023 | 18:00 WIB
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag RI H. Waryono Abdul Ghofur saat menyampaikan sambutan di acara Sialturahmi Nasional (Silatnas) Amali (Asoasiasi Ma'had Aly Indonesia) ke-4 di Ma’had Aly Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin, Balekambang Nalumsari, Jepara, Jawa Tengah, pada Kamis (2/3/2023) malam. (Foto: NU Online/Abror)
Jepara, NU Online
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kementerian Agama (Kemanag) RI H Waryono Abdul Ghofur menyebutkan bahwa lulusan pesantren tidak harus menjadi tokoh agama seperti seorang kiai. Asalkan bisa memberi manfaat bagi umat, menurutnya hal itu tetap baik.
Hal itu disampaikan saat ia memberi sambutan dalam acara Sialturahmi Nasional (Silatnas) Asosiasi Mahad Aly Indonesia (Amali) ke-4 yang diselenggarakan di Ma’had Aly Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin, Balekambang Nalumsari, Jepara, Jawa Tengah, pada Kamis (2/3/2023) malam.
Pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat itu pun mengisahkan seorang santri yang telah mengikuti seleksi TNI dan Polri kemudian dinyatakan lulus, tetapi karena orang tuanya kurang setuju lantaran menganggap tidak sesuai dengan background pendidikan agama maka anak tersebut dicabut.
“Padahal sudah diseleksi dan lulus. Ini juga yang perlu diberi pemahaman kepada orang tua bahwa anaknya menjadi TNI atau Polri juga sama baiknya dengan menjadi pengasuh pesantren. Sama-sama menjaga masyarakat dan negara,” jelas pria kelahiran tahun 1972 itu.
Dalam forum bertajuk “Rekognisi, Afirmasi dan Fasilitasi: Refleksi Implementasi Undang-undang Pesantren dan Dana Abadi Pesantren” itu, Waryono menyampaikan kabar gembira untuk pesantren bahwa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) telah membuka peluang bagi para santri untuk kuliah di sekolah tinggi tersebut dengan full beasiswa dan ikatan dinas.
“Artinya, setelah lulusn D3 atau S1, nantinya lulusan STAN ini bisa langsung mendapatkan lapangan kerja dan masih berkesempatan melanjutkan kuliah setelah satu atau dua tahun di dunia kerja,” paparnya.
Menurutnya, ini merupakan peluang bagi para santri untuk mengisi ruang-ruang yang selama ini belum banyak dimasuki lulusan pesantren. Ia optimis jika para santri nantinya tidak saja berkompeten secara skill dan intelektual, tetapi juga moral yang mereka miliki.
“Kementerian keuangan secara khusus menyampaikan kepada kami bahwa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) membutuhkan alumni dari pesantren,” ungkapnya.
Dalam forum yang digelar selama tiga hari itu, turut diundang sejumlah narasumber, yaitu KH Musthofa Bisri (Gus Mus), KH Bahaudin Nur Salim (Gus Baha), KH Abdul Ghoffar Rozin (Gus Rozin), Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas, Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani, dan Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma’had Aly Kemenag Nurul Huda.
Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Aiz Luthfi