Doa Melihat Hilal dan Doa Awal Ramadhan Sesuai Ajaran Rasulullah
Jumat, 28 Februari 2025 | 15:30 WIB
Jakarta, NU Online
Doa merupakan senjata kaum muslimin, sehingga setiap kegiatan, dianjurkan untuk memulainya dengan doa. Tidak terkecuali juga ketika menyambut Ramadhan, hendaknya diawali dengan doa. Ada dua doa yang bisa dibaca, yaitu ketika melihat hilal dan memasuki awal Ramadhan.
Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam karyanya Ithafu Ahlil Islam bi Khususiyatis Shiyam, halaman 109, terbitan Maktabah At-Thayyibah menuliskan zikir-zikir yang dibaca ketika melihat bulan atau rukyatul hilal.
Doa tersebut merupakan munajat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dari riwayat Imam Ahmad. Mengutip artikel yang ditulis Ustadz Alhafidz Kurniawan berjudul Doa Awal Bulan Ramadhan di NU Online. Doa tersebut sebagai berikut:
اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ العَظِيْمِ، اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الشَّهْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الْقَدَرِ، وَمِنْ شَرِّ الْمحَشْرِ
Allāhu akbaru, lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘azhīmi. Allāhumma innī as’aluka khaira hādzas syahri, wa a‘ūdzu bika min syarril qadari, wa min syarril mahsyari.
Artinya, “Allah maha besar. Tiada daya dan upaya kecuali berkat pertolongan Allah yang maha agung. Aku memohon kepada-Mu kebaikan bulan ini (Ramadhan). Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan takdir dan keburukan mahsyar.”
Adapun kutipan lengkap hadits riwayat Imam Ahmad adalah sebagai berikut:
وأخرج أحمد: أنه صلى الله عليه وسلم كَانَ يقول إِذَا رَأَى الْهِلاَلَ: اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ العَظِيْمِ، اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الشَّهْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الْقَدَرِ، وَمِنْ شَرِّ الْمحَشْرِ
Baca Juga
Pidato Rasulullah Menjelang Ramadhan
Artinya, “Rasulullah SAW jika melihat bulan berdoa, ‘Allāhu akbaru, lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘azhīmi. Allāhumma innī as’aluka khaira hādzas syahri, wa a‘ūdzu bika min syarril qadari, wa min syarril mahsyari.” (HR Ahmad)
Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam karyanya Ithafu Ahlil Islam bi Khususiyatis Shiyam juga menuliskan doa yang bisa dibaca umat muslim di awal Ramadhan. Doa tersebut berdasarkan hadits Imam At-Thabarani dan Imam Ad-Dailami:
اللَّهُمَّ سَلِّمْنِيْ لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَسَلِّمْهُ مِنِّيْ
Allāhumma sallimnī li Ramadhāna, wa sallim Ramadhāna lī, wa sallimhu minnī.
Artinya, “Ya Allah, selamatkanlah aku (dari penyakit dan uzur lain) demi (ibadah) Bulan Ramadhan, selamatkanlah (penampakan hilal) Ramadhan untukku, dan selamatkanlah aku (dari maksiat) di Bulan Ramadhan.”
Adapun terjemahan doa Rasulullah ini didasarkan atas catatan kecil atau syarah singkat atas hadits tersebut bisa dilihat pada Ahlil Islam bi Khususiyatis Shiyam terbitan Madinah, dengan percetakan Maktabah At-Thayyibah, halaman 108:
Baca Juga
Tujuh Faedah Puasa Ramadhan
وأخرج: أنه صلى الله عليه وسلم كَانَ يقول إذا دخل شهر رمضان اللَّهُمَّ سَلِّمْنِيْ لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَسَلِّمْهُ مِنِّيْ
Artinya, “Rasulullah SAW bila telah masuk bulan Ramadhan berdoa, Allāhumma sallimnī li Ramadhāna, wa sallim Ramadhāna lī, wa sallimhu minnī.” (HR At-Thabarani dan Ad-Dailami)
Adab-Adab Berdoa
Imam An-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkarul Muntakhabah min Kalami Sayyidil Abrar menyebutkan beberapa adab berdoa. Hal ini menunjukkan betapa sakralitas ibadah doa.
Pertama, berdoa di waktu-waktu mulia seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, sepertiga terakhir dalam setiap malam, dan waktu sahur.
Kedua, memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa untuk berdoa seperti saat sujud, saat dua pasukan berhadap-hadapan siap tempur, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat dan sesudahnya.
Ketiga, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan mengusap wajah sesudah berdoa. Keempat, mengatur volume suara agar tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu rendah.
Kelima, mantap hati dalam berdoa, meyakini pengabulan doa, dan menaruh harapan besar dalam berdoa.
Keenam, tobat, mengembalikan semua hak adami kepada yang berhak dan menghadap Allah SWT dengan khusyu.