Jakarta, NU Online
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah mengeluarkan data hilal dan instruksi rukyatul hilal bulan Rajab 1445 H pada Kamis (11/1/2023). Hal ini tertuang dalam Surat LF PBNU Nomor 007/LF-PBNU/I/2023 yang ditandatangani Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris LF PBNU H Asmui Mansur.
Data tersebut menunjukkan kemungkinan besar hilal terlihat mengingat ketinggian dan elongasi hilal sudah memenuhi imkanurrukyah (visibilitas) dan qathiyyurrukyah, yakni tinggi +11 derajat 59 menit 00 detik dengan elongasi 14 derajat 10 menit 00 detik dan lama hilal di atas ufuk 2655 menit 48 detik. Sementara ijtima (konjungsi) terjadi pada Kamis Pahing 11 Januari 2024 M pukul 18:58:33 WIB.
Baca Juga
Bulan Rajab, Bukan Bulan Biasa
Sementara itu, letak Matahari terbenam berada pada posisi 21 derajat 58 menit 17 detik selatan titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 22 derajat 56 menit 56 detik selatan titik barat. Kedudukan hilal berada pada 0º 58' 40" selatan Matahari dengan keadaannya miring ke selatan.
Data tersebut diperoleh berdasarkan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11' 25" LS 106º 50' 50" BT.
Jika hilal dapat terlihat sore ini, maka mulai malam ini, umat Islam Indonesia telah memasuki bulan Rajab 1445 H. Jika pun hilal tidak terlihat, LF PBNU akan mengikhbarkan bahwa malam ini mulai masuk bulan Rajab mengingat ketinggian hilal memenuhi kriteria qath'iyyurrukyah.
Baca Juga
Doa Rajab, Apakah Boleh Diamalkan?
Umat Islam disunnahkan untuk memanjatkan doa yang pernah dilangitkan Rasulullah saw saat memasuki bulan ketujuh ini. Berikut doa memasuki bulan Rajab yang dicontohkan Rasulullah saw sebagaimana dilansir NU Online dalam tulisan Doa Rasulullah Saat Memasuki Bulan Rajab.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya'bâna waballighnâ ramadlânâ
Artinya, "Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan." (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)
Di samping dianjurkan membaca doa di atas, di bulan Rajab ini juga, umat Islam disunnahkan untuk memperbanyak puasa. Anjuran ini sebagaimana juga dilakukan pada bulan-bulan haram lainnya, yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. Bulan haram adalah sebutan yang merujuk sejarah dilarangnya umat Islam mengadakan peperangan pada bulan-bulan itu.