Jakarta, NU Online
Nabi Muhammad saw mengajarkan sebuah doa saat salah seorang sahabat menyatakan diri untuk mengadakan perjalanan jauh. Doanya berikut ini:
زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ
Zawwadakallâhut taqwâ, wa ghafara dzanbaka, wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta.
Artinya, “Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan di mana pun kau berada.”
Keterangan di atas sebagaimana yang ditulis Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU), Ustadz Alhafiz Kurniawan dalam artikelnya di NU Online berjudul Doa Rasulullah ketika Orang Mudik Berpamitan.
Ia menyampaikan, doa Rasulullah tersebut ditemukan dalam riwayat oleh Imam At-Tirmidzi dari sahabat Anas ra berikut ini:
وروينا في كتاب الترمذي، عن أنس رضي الله قال : جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: يارسول الله، إني أريد سفرا فزودني، فقال: "زودك الله التقوى"، قال: زدني، قال: "وغفر ذنبك"، قال: زدني، قال: "ويسر لك الخير حيثما كنت" قال الترمذي: حديث حسن
Artinya, “Diriwayatkan kepada kami pada Kitab At-Tirmidzi, dari Sahabat Anas RA. Ia bercerita bahwa seseorang mendatangi Rasulullah SAW, ‘Wahai Rasul, aku hendak berpergian. Karenanya, berikanlah aku bekal,’ kata sahabat tersebut. ‘Zawwadakallâhut taqwâ,’ kata Rasulullah SAW. ‘Tambahkan lagi ya Rasul,’ kata sahabat itu. ‘Wa ghafara dzanbaka,’ kata Rasulullah SAW. ‘Tambahkan lagi ya Rasul,’ kata sahabat itu. ‘Wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta,’ jawab Rasulullah SAW. Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa kualitas hadits ini hasan.” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 187).
Ustadz Alhafiz menyampaikan, doa ini dapat dibaca oleh seseorang yang hendak melepas kerabatnya atau sahabatnya yang bepergian jauh seperti hendak mudik, atau saat akan menempuh arus balik.
"Sahabat dan keluarga itu dianjurkan untuk melepas mereka yang mudik dengan doa Rasulullah," papar Ustadz Alhafiz dalam artikelnya dikutip NU Online, Ahad (7/4/2024).
Menurutnya, doa Rasulullah itu memiliki makna yang sangat mendalam. Bukan semata doa, tapi juga ada pesan amat penting, yakni nasihat agar orang yang akan menempuh perjalanan jauh tetap bisa menjaga ketakwaan, menjaga diri dari perbuatan dosa, dan selalu berusaha memosisikan diri di jalan kebaikan.
"Doa ini boleh dilafalkan dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah yang dipahami oleh masyarakat setempat," pungkas Ustadz Alhafiz.