Nasional

Dua Cara Membangun Karakter Bangsa pada Anak

Ahad, 10 Maret 2019 | 03:45 WIB

Jakarta, NU Online
Sebagai institusi yang menentukan kemajuan bangsa institusi pendidikan diharuskan menjawab tantangan bangsa baik yang sedang terjadi maupun mempersiapkan generasi yang akan datang. Sehingga institusi pendidikan tidak hanya dituntut agar dapat menyiapkan siswa untuk menguasai kemampuan skolastis seperti membaca, berhitung, matematika, bahasa Inggris, namun juga perlu mengimbangi dengan pendidikan karakter sebagai bangsa Indonesia. 

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Siti Musdah Mulia bahkan menilai, pendidikan karakter harus lebih diutamakan di atas yang lain. Menurutnya tingkat urgensi pendidikan karakter harus dikenalkan sejak dini.
 
Dalam hal ini, pendidikan sekolah memainkan peran penting dalam membangun karakter kebangsaan pada diri anak dan remaja. Institusi pendidikan ditekankan agar tidak hanya mengajarkan mata pelajaran akademis dengan mengesampingkan nilai-nilai kebudayaan bangsa. 

“Pendidikan karakter harus menjadi program prioritas utama pemerintah dan kebijakan itu harus terbaca dalam kurikulum di semua level pendidikan mulai Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT),” ujar Musdah Mulia beberapa waktu lalu. 

Selain ditanamkan di dalam isntitusi pendidikan, hal ini juga harus menjadi perhatian serius keluarga. Bahkan ia menganggap persiapan pendidikan karakter harus dimulai sedini mungkin, sejak pendidikan calon orang tua sebelum menikah. 

Artinya, lanjut dia, pendidikan karakter ini harus dimasukkan dalam materi yang diberikan pada para calon orang tua selama mendapatkan bimbingan intensif. Sehingga kelak, saat mengasuh anak, orang tua tersebut tidak gagap dalam mendidik anak terutama dalam masa yang serba digital seperti sekarang ini, termasuk dalam melestarikan wawasan kebangsaan dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

Di usia anak hingga remaja, peran keluarga dan sekolah juga semakin besar dalam membentuk karakter kebangsaan pada anak. Di usia itu, kata Musdah pemuda dan remaja juga perlu mendapatkan pengenalan pendidikan yang berorientasi nilai-nilai spiritual yang humanis dan menolak semua bentuk diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan baik dari dalam keluarga maupun institusi pendidikan

“Kalau itu dijalankan dengan baik, InsyaAllah, kita akan memiliki generasi bangsa yang beradab dan berkualitas,” pungkasnya. (Ahmad Rozali)


Terkait