Badan Gizi Butuh Tambahan 100 Triliun untuk 82,9 Juta Penerima MBG
Sabtu, 18 Januari 2025 | 10:00 WIB
Ketua Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (18/1/2025). (Foto: tangkapan layar kanal Youtube Sekretariat Presiden)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi 82,9 juta penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia, dibutuhkan tambahan anggaran sebesar 100 triliun rupiah. Hal ini diperlukan untuk memastikan seluruh anak, ibu hamil, dan ibu menyusui mendapatkan makanan bergizi, sesuai dengan program yang dijalankan pemerintah.
"Gini kalau dari hitungan badan gizi kalau tambahan itu terjadi di September sebetulnya 100 triliun sudah cukup untuk memberi makan 82,9 juta," katanya saat jumpa pers usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, pada Jum'at (18/1/2025).
Saat ini, lanjut Dadan, alokasi anggaran yang telah disiapkan sebesar 71 triliun rupiah diperkirakan hanya akan dapat mencakup 15 hingga 17,5 juta penerima manfaat.
Lebih lanjut, Dadan mengabarkan bahwa isi rapat itu juga menyatakan bahwa Presiden Prabowo saat ini sangat gelisah mendengar laporan adanya anak-anak yang belum menerima manfaat dari program ini.
Tak hanya itu, Presiden Prabowo, kata Dadan, sedang merancang langkah-langkah untuk mempercepat distribusi bantuan gizi ini agar bisa dinikmati oleh seluruh penerima manfaat pada akhir 2025.
"Pak Presiden sangat gelisah karena banyak anak yang lapor ke ibunya tidak, belum mendapatkan makan dari Pak Prabowo jadi beliau itu sangat ingin program ini segera dinikmati oleh seluruh penerima manfaat dan mohon bersabar nanti Pak Prabowo akan menyampaikan statement sendiri terkait dengan kegelisahan beliau itu media," jelasnya.
Saat ini, Dadan menegaskan bahwa BGN lebih fokus pada pemanfaatan sumber daya lokal dan nasional dalam memenuhi kebutuhan gizi, bukan hanya bergantung pada tambahan anggaran. Ia juga menyebutkan peran penting kementerian-kementerian terkait, seperti Kementerian Desa dan Kementerian Koperasi, dalam mengoptimalkan produksi dan rantai pasok bahan pangan.
"Bayangkan, ketika 82,9 juta orang sudah diberi makan, dan Badan Gizi menetapkan hari tertentu untuk makan telur, maka dibutuhkan 82,9 juta butir telur setiap hari. Ini tentu memerlukan peningkatan produksi agar rantai pasoknya bisa memenuhi kebutuhan untuk semuanya," jelasnya.
Penggunaan besar APBN untuk MBG
Presiden Prabowo melalui Dadan menyatakan bahwa program makan bergizi gratis ini sangat penting. Dadan menyoroti contoh negara lain seperti India yang telah berhasil melaksanakan program serupa, bahkan menjadikannya sebagai prioritas dalam APBN negara tersebut.
"Program ini sangat penting karena telah dilaksanakan di 76 negara, salah satunya di India. Di India, program makan bergizi ini menempati urutan kedua dalam APBN mereka, dan program serupa tampaknya akan menjadi fokus perhatian di Indonesia juga," jelasnya.
"Hal ini karena program makan bergizi ini merupakan investasi terbesar untuk sumber daya manusia dalam menyambut Indonesia Emas 2045," tambahnya.
Terpopuler
1
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
2
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
3
Khutbah Jumat: Menggapai Ridha Allah dengan Berbuat Baik Kepada Sesama
4
Puluhan Alumni Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS 2024
5
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
Terkini
Lihat Semua