Jakarta, NU Online
Pejabat Duta Besar Afganistan untuk Indonesia Amanullah Saleem berkunjung ke Gedung PBNU bersama dengan para mahasiswa Afganistan yang mendapatkan beasiswa dari PBNU pada, Jum’at (26/2). Kepada Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, ia menyatakan rasa terima kasihnya atas beasiswa yang telah diberikan. Saat ini para mahasiswa tersebut belajar di Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang,
“Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Nahdlatul Ulama karena sudah memberi kesempatan (beasiswa) kepada putra-putri Afganistan untuk belajar di Indonesia,” terang Amanullah kepada Helmy.
Besmel merasa betah tinggal di Indonesia karena Indonesia merupakan Negara yang luar biasa. Meski berbeda-beda, tapi saling menghormati. “Saya merasa Indonesia seperti rumah kedua saya. Saya betah tinggal di Indonesa,” katanya.
Lebih lanjut, Amanullah mengajukan permohonan kepada sekjen PBNU untuk memberikan kesempatan belajar lebih banyak lagi kepada putra-putri Afganistan untuk belajar di Indonesia dan belajar tentang Islam Indonesia yang moderat dan ramah. Karena dengan hal tersebut, ia berharap bahwa putra-putri Afganistan yang belajar di Indonesia tersebut akan menjadi agen Islam yang moderat dan ramah di Afganistan kelak jika mereka kembali ke negaranya.
Helmy Faizal menyambut hangat kedatangan Duta Besar dan mahasiswa-mahasiswi Afganistan tersebut. Ia mengajak mahasiswa Afganistan tersebut untuk mendalami Islam Nusantara. Islam yang ramah, toleran dan menerima budaya lokal.
“Banyak pakar dari Negara Barat yang datang ke Indonesia untuk belajar Islam Nusantara dan selanjutnya mengimpornya ke Negara mereka-masing. Mereka mengatakan bahwa tidak mudah merawat perbedaan yang begitu luar biasanya seperti Indonesia, tapi Islam Indonesia, Islam Nusantara mampu merawat perbedaan tersebut,” papar Helmy.
Helmy menegaskan bahwa PBNU ingin menjalin persaudaraan antar sesama Muslim di dunia dan menebarkan Islam yang rahmatal lil ‘alamin. Islam yang ramah dan toleran sebagaimana Islam Nusantara.
“Kalau seandainya Borobudur ada di Saudi, maka itu sudah dihancurkan. Tapi di Indonesia, Borobudur bukan hanya dijaga dan dirawat, tapi juga malah dipromosikan dan menjadi kebanggaan warga Indonesia,” pungkas lulusan program Pascasarjana Universitas Paramadina tersebut. (Ahmad Muchlishon/Mukafi Niam)