El Nino Melemah di Februari 2024, tapi Pengaruhnya 'Tersapu' sejak November 2023
Ahad, 8 Oktober 2023 | 14:00 WIB
Jakarta, NU Online
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi fenomena El Nino masih akan terus berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Demikian ini berdasarkan data satelit terkini, sekaligus memperbaharui prediksi BMKG yang sebelumnya memperkirakan puncak El Nino terjadi pada September 2023.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, kondisi El Nino saat ini berada dalam kategori moderat dan masih akan bertahan sampai di bulan-bulan berikutnya. El Nino baru akan melemah pada awal tahun 2024 mendatang, tepatnya mulai bulan Februari.
"Jadi El Ninonya akan berlangsung diprediksi dari moderat sampai akhir tahun, dan melemah di Februari berakhir di bulan Maret. Artinya, masih cukup panjang hingga beberapa bulan ke depan," katanya dalam keterangan yang diterima NU Online, Sabtu (7/10/2023).
Atas situasi ini, kemarau dan peristiwa kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia tentu saja masih terus terjadi. Kendati demikian, Dwikorita menyebut, pengaruh atau dampak el nino akan mulai berkurang terhitung di bulan November. Pasalnya, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami peralihan musim, dari kemarau ke musim hujan.
"Alhamdulillah karena adanya angin monsun dari arah Asia sudah masuk ya. Ini mulai November, jadi insyaallah mulai turun hujan di bulan November. Artinya, pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan, sehingga diharapkan kemarau kering itu insyaallah berakhir secara bertahap. Ada yang sebelum November tapi sebagian besar mulai November, ada yang lebih mundur lagi," ungkapnya.
Oleh karenanya, ia mengajak kepada masyarakat untuk tidak mudah menyalakan api sepanjang musim kemarau belum berganti, karena berisiko tinggi, rawan terjadi kebakaran dan sulit untuk ditangani.
"Dan untuk itu masyarakat dimohon selama bulan Oktober ini kondisinya masih kering, maka tidak dibakar pun bisa terbakar. Jadi jangan mencoba-coba dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mengaktifkan nyala api karena pemadamannya akan sulit untuk dilakukan," terangnya.
Sebagaimana diwartakan NU Online sebelumnya, Dwikorita menyampaikan bahwa pada bulan November 2023 terdapat sekitar 255 zona musim atau 36,5 persen zona musim yang akan memasuki musim hujan. Meliputi Sumatra Selatan, Lampung, sebagian besar Banten, Jakarta, Jawa Barat, sebagian besar Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, juga Bali.
"Dan sebagian kecil NTB, sebagian kecil NTT Sulawesi Utara, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian besar Sulawesi Selatan, Maluku Utara bagian utara, dan Papua Selatan bagian selatan," jelasnya.
Selanjutnya, sekitar 153 zona musim atau 21,9 persen diperkirakan akan memasuki musim hujan pada bulan Desember 2023 yaitu termasuk sebagian Jawa Timur bagian utara, sebagian wilayah NTB, sebagian NTT, sebagian besar Sulawesi Tenggara, dan sebagian Maluku.