Festival HAM 2023 Ajak Publik Merayakan HAM, Inklusivitas, dan Toleransi
Selasa, 17 Oktober 2023 | 20:30 WIB
Konferensi Pers Festival HAM 2023 di Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (16/10/2023). (Foto: Dokumentasi Festival HAM).
Singkawang, NU Online
Kota Singkawang melaksanakan Festival Hak Asasi Manusia (HAM) 2023 pada 17-19 Oktober 2023. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 500 peserta dan undangan dari berbagai penjuru Indonesia dan luar negeri.
Baca Juga
Islam dan Hak Asasi Manusia
Festival HAM 2023 mengangkat tema “Bersatu Menjaga Martabat Manusia Indonesia yang Adil, Toleran, dan Inklusif”. Pemilihan tema besar ini karena relevan dengan kondisi Indonesia saat ini yang memerlukan peningkatan gema narasi-narasi keberagaman dan dapat merepresentasikan kearifan lokal tuan rumah, serta cita-cita untuk mendorong dan meyakinkan masyarakat yang adil, toleran, dan inklusif, baik di Indonesia maupun di dunia.
Selama tiga hari, Festival HAM membuka ruang dialog orang muda, kunjungan ke sejumlah tempat yang memiliki makna penting terkait HAM, deklarasi Festival HAM, kampanye toleransi, sosialisasi anti-bullying, pertunjukan seni, hingga pameran produk dan kuliner lokal.
Hasil diskusi di semua sesi tersebut menjadi rumusan deklarasi yang berisi gambaran situasi kondisi HAM, temuan saat diskusi, dan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya. Harapannya, deklarasi rekomendasi yang disampaikan akan ditindaklanjuti secara konkret oleh pemerintah daerah dan pusat.
Menariknya, masyarakat luas juga akan diajak untuk merasakan dan mempelajari langsung makna toleransi dan inklusivitas yang menjadi tema besar festival ini. Hal ini dilakukan melalui kegiatan jalan-jalan ke tempat-tempat yang mencerminkan toleransi dan keberagaman yang kental di Kota Singkawang, yaitu area Masjid Raya dan Pekong Tua. Selain itu, ratusan anak sekolah dan publik lainnya akan mengikuti toleransi kampanye dan sosialisasi anti-bullying sebagai bentuk penanaman nilai HAM sejak dini pada anak bangsa.
Festival HAM merupakan forum berbagi pengalaman praktik baik dalam penghormatan, perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM yang diselenggarakan pada suatu daerah sebagai tuan rumah. Kegiatan ini diselenggarakan oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), dan Kantor Staf Presiden (KSP) RI, bersama Pemerintah Kota Singkawang dalam rangka mengekspresikan kebijakan dan praktik HAM di daerahnya.
Kota Singkawang terpilih sebagai tuan rumah Festival HAM mengingat kota yang baru berusia 22 tahun ini menempati peringkat pertama Indeks Kota Toleran (IKT) hasil survei SETARA Institute pada 2022. Festival ini juga menjadi kesempatan untuk mengenalkan Kota Singkawang sebagai percontohan secara lebih luas kepada masyarakat setanah air dan dunia internasional. Dalam Festival HAM 2023 ini, pemerintah Kota Singkawang menunjukkan nilai-nilai kolektif dan praktik-praktik toleransi yang telah mendarah daging di wilayahnya, serta cerita dan pembelajaran tentang penghormatan HAM kepada para peserta festival.
“Kami berharap predikat Kota Toleran yang sudah dicapai oleh Kota Singkawang ini terus dapat dipertahankan sembari berupaya mewujudkan Singkawang sebagai human rights city atau Kota HAM di Indonesia,” ujar Sumastro, Pj Wali Kota Singkawang, dalam konferensi pers Festival HAM 2023 pada Senin (16/10/2023).
Dalam kesempatan ini, Kota Singkawang juga akan berbagi pengalaman dan informasi kepada daerah lain mengenai cara merawat dan mengimplementasikan kehidupan yang bertoleransi. “Penghargaan Kota Paling Toleran dimaksudkan untuk mempromosikan praktik toleransi terbaik kota-kota di Indonesia. Indeks Kota Toleran (IKT) ditujukan untuk memberikan informasi tentang status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawasan kebangsaan, dan inklusi sosial,” imbuh Sumastro.
Festival HAM adalah pembuktian bagi Kota Singkawang dengan tingkat heterogenitas penduduk yang tinggi mampu menunjukkan tanggung jawab untuk memenuhi dan melindungi hak-hak asasi setiap warga negara dan mencegah terjadinya pelanggaran HAM di masyarakat. Untuk itu, Pemerintah Kota Singkawang dapat dikatakan terlibat aktif dalam menerapkan prinsip-prinsip HAM ke dalam setiap kebijakan daerah yang dibuat.
“Komnas HAM berharap agar Festival HAM menjadi forum untuk terus mendorong pemajuan, perlindungan, dan pemenuhan HAM melalui peran pemerintah daerah. Sehingga, HAM menjadi nilai dan prinsip yang digunakan dalam kebijakan dan pelayanan bagi masyarakat, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah,” ujar Atnike Nova Sigiro, Ketua Komnas HAM.
Festival HAM juga lahir sebagai bentuk pengawalan masyarakat sipil bagi pemerintah daerah dalam memastikan perwujudan kehidupan masyarakat di wilayahnya agar sesuai dengan prinsip kabupaten/kota HAM. Festival HAM juga menjadi puncak perayaan penghormatan HAM bagi masyarakat luas.
“Sehingga, bisa dikatakan Festival ini bentuk pengawalan dari masyarakat sipil atas komitmen pemerintah daerah dalam melaksanakan prinsip-prinsip kabupaten/kota HAM. Sekaligus kami ingin publik juga bisa semakin memahami hak-haknya sebagai warga negara melalui festival ini,” terang Iwan Misthohizzaman, Direktur Eksekutif INFID.
Keikutsertaan Kantor Staf Presiden dalam kepanitian baru dimulai tahun 2017. Pada saat itu KSP melihat bahwa Festival HAM merupakan inisiatif yang baik untuk terus mendorong adanya kabupaten/kota yang ramah HAM.
"Partisipasi aktif dalam membersamai pembangunan sekaligus memberikan masukan dalam regulasi dan implementasi nilai HAM; dan Keberagaman Singkawang mencerminkan toleransi dalam kehidupan kesehariannya," ujar Jaleswari Pramodhawardani, Deputi V Kepala Staf Kepresidenan.