Forum R20 Promosikan Langkah Indonesia Menjaga Relasi Agama dan Negara
Senin, 31 Oktober 2022 | 21:00 WIB
Sekretaris Panitia Pelaksana Forum Religion of Twenty (R20), Achmad Ubaedillah dalam tayangan “Peran NU Sudah Ditunggu Dunia, Podcast NU Jelang R20” di kanal YouTube NU Online, diakses Senin (31/10/2022)
Jakarta, NU Online
Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang majemuk tidak terlepas dari raihan kesuksesan serta keharmonisan yang tercipta antara hubungan Islam dan negara bangsa.
Hal itu disampaikan Sekretaris Panitia Pelaksana Forum Religion of Twenty (R20), Achmad Ubaedillah dalam tayangan Peran NU Sudah Ditunggu Dunia, Podcast NU Jelang R20 di kanal YouTube NU Online, diakses Senin (31/10/2022).
“Istilah lainnya, saling membutuhkan. Ini adalah contoh yang perlu dibagikan,” kata Ubaedillah.
Berkenaan dengan itu, ia menyampaikan bahwa Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) KH Yahya Cholil Staquf jeli melihat peran potensial Indonesia untuk menyemai nilai kerukunan khas Indonesia.
Gagasan tersebut, terangnya, kemudian memantik inisiatif PBNU menyelenggarakan agenda dialog pemimpin agama dunia yang kini familiar dengan G20 Religion Forum (R20).
“Indonesia yang dikenal sebagai The Most Religious Country in the World, lalu agama tidak ditawarkan, saya melihat ‘loh?’ Maka itu, Presiden Joko Widodo begitu Gus Yahya menyampaikan gagasan R20, ia langsung welcome karena memang sudah saatnya mensyiarkan ke dunia,” jabarnya.
Ubaedillah meyakini bahwa penyelenggaraan perdana Forum R20 yang diprakarsai PBNU dapat membawa citra positif bagi Indonesia.
“R20 menegaskan kembali bahwa sukses demokrasi di Indonesia tidak terlepas dari peran agama,” ungkap doktor lulusan University of Hawaii tersebut.
Dosen jurusan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu melanjutkan, agama juga memiliki porsi besar dalam menjembatani kebijakan pemerintah dengan aspirasi masyarakat agar dapat berjalan selaras dalam mengembangkan kehidupan demokrasi.
“Justru agama bisa me-recovery, (contohnya) Covid-19 itu sudah jelas. Selain itu, tanpa sumbangsih organisasi masyarakat (Ormas) Islam, bisa dibayangkan zaman orde baru, jika tidak ada ormas Islam yang memberikan argumentasi fiqih pentingnya Keluarga Berencana dan bisa sukses,” paparnya.
Untuk itu, gagasan mulia yang dibawa pada Forum R20 diharapkan menjadi platform untuk kembali memurnikan peran agama. Agama, lanjutnya, bukan sekadar legitimasi stempel program pembangunan semata. Lebih dari itu, agama bisa menjadi modal inspirasi kehidupan berkeadilan.
“Itulah yang ingin para pimpinan agama lakukan dan diundang ke Bali,” pungkasnya.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin