Gelar MKNU, Muslimat Perkuat Etos Kerja dan Kreativitas Kader
Sabtu, 28 September 2019 | 13:45 WIB
Kegiatan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama yang digelar oleh Pimpinan Pusat Muslimat NU di Cibubur, Jakarta, Jumat (27/9). (Foto: Muslimat NU)
Lebih lanjut Nyai Nurhayati menjelaskan, etos kerja dan kreativitas kader dibutuhkan agar setiap program kerja terlaksana dengan baik untuk kepentingan masyarakat secara luas.
“Muslimat menyiapkan SDM nya untuk mendorong terciptanya etos kerja dan kreativitas kader di tengah masyarakat, dalam menjalankan visi dan misi, maka Muslimat NU mengadakan Madrasah Kader NU,” ujarnya kepada NU Online, Sabtu (28/9).
Kegiatan ini juga untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan menjaga nilai-nilai tradisi pemahaman keagamaan Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah, menjaga keutuhan NKRI, mengawal proses-proses peningkatan moralitas bangsa, dan membulatkan semangat menegakkan integritas bangsa.
Ia menjelaskan, MKNU angkatan pertama ini, panitia sudah berhasil mendata peserta dari PP Muslimat dan Perangkat Muslimat NU sebanyak 95 orang.
“Selanjutnya akan ada lagi MKNU Muslimat pada saat Rakernas bulan depan,” terang Nyai Nurhayati dalam kegiatan bertema Memantapkan Fikrah, Harakah, dan Amaliah NU ini.
Kegiatan MKNU diikuti oleh seluruh jajaran Pimpinan Pusat Muslimat NU. Tidak hanya berupaya memperkuat fikrah, harakah, dan amaliah, Muslimat NU juga membahas perjalanan NU menjelang satu abad serta menghadapi abad kedua.
Selain itu, para pengurus Muslimat NU juga memperkuat dakwah digital menghadapi era media sosial dan teknologi yang terus berkembang. Basis dakwah Islam Nusantara menjadi jiwa di mana NU terus memperkuat moderasi Islam atau Islam wasathiyah hingga ke dunia internasional.
Selain KH Said Aqil Siroj, hadir juga dalam kegiatan ini Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani, Katib Syuriyah PBNU KH Mujib Qulyubi, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Wakil Sekjen PBNU H Sultonul Huda, dan H Endin Hj Soefihara sebagai pemateri.
Kegiatan MKNU ini disambut baik Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa sebagai sistem pengkaderan yang dilakukan oleh PBNU. Dalam rapat pengurus harian, Khofifah menekankan agar kader dan anggota Muslimat NU dari pusat hingga ranting perlu mengikuti proses pendidikan lewat MKNU.
Nyai Nurhayati menjelaskan bahwa kegiatan MKNU oleh Muslimat NU ini akan berlanjut di sejumlah wilayah dan mengikutsertakan seluruh jajaran pengurus di wilayah tersebut, termasuk pimpinan cabang, anak cabang hingga ranting.
Setelah MKNU di Jakarta ini, lanjut Nyai Nurhayati, Muslimat NU berencana melakukan kegiatan serupa di Surabaya, Jawa Timur. “Harapan saya kegiatan MKNU ini dapat terus memperkuat pemahaman dan kapasitas para kader dalam berkhidmah untuk NU,” jelas Nyai Nurhayati.