Gus Ghofur Ajak Tokoh Bangsa Teladani Empati Rasulullah di Tengah Pandemi
Selasa, 19 Oktober 2021 | 02:45 WIB
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Ghafur Maimoen atau Gus Ghofur. (Foto: dok. istimewa)
Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Ghafur Maimoen atau biasa disapa Gus Ghofur mengajak kepada para tokoh bangsa agar bisa meneladani sifat empati Rasulullah dalam menangani pandemi.
“Jika pandemi berjalan empat atau enam tahun pun, selama kita sebagai tokoh masih kokoh, akan kita lewati dengan baik. Rasulullah punya empati yang laur biasa. Tentu kita berharap pandemi segera selesai,” ajak Gus Ghafur saat mengisi acara Maulid Nabi di Kementerian Agama RI pada Senin (18/10/2021).
Dalam momen yang bertajuk Spirit Maulid Nabi Muhammad Menebar Empati, Perkuat Silaturahmi itu, Gus Ghafur mengungkapkan, salah satu kunci keberhasilan Rasulullah saw dalam mempimpin adalah memiliki rasa empati yang tinggi terhadap umatnya.
Hal itu ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Azab ayat 21 yang artinya, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullullah itu suri tauladan yang baik bagimu."
“Padahal, surat Al-Ahzab itu menggambarkan kondisi Madinah yang sedang genting karena perang Ahzab. Tapi ayat ini diletakkan di tengah-tengahnya,” terang putra kelima almaghfurlah KH Maimoen Zibair (Mbah Moen) itu.
Dijelaskan Gus Ghafur, ada banyak sekali teladan empati Rasulullah yang diberikan kepada umatnya. Seperti empati yang ia berikan untuk para pedagang di Makkah, sehingga para pedagang semangat dalam menjalani profesinya.
Sampai-sampai salah seorang sahabat Nabi yang bernama Mush’ab bin Umar pernah berkata, ‘Kematian yang paling baik itu adalah kematian yang ada di jalan Allah. Dan yang kedua adalah mati saat sedang naik kendaraan ketika saya berdagang’.
“Ini bukti Nabi Muhammad menanamkan betul semangat berdagang pada para sahabat,” imbuh Gus Ghafur.
Dalam kasus lalin, lanjut Gus Ghafur, ketika Rasulullah di Madinah, beliau juga memberi empati yang luar biasa kepada para petani. Katika bertemu dengan para petani, Nabi berkata, "kalau pun hari ini kiamat datang, lalu kamu masih membawa bibit kurma, dan kamu bisa menanam, tanamlah itu."
“Saking empatinya pada petani. Sehingga para petani di Madinah itu semangat. Karena ketika bertani itu, mereka merasa ini bagian dari ajaran Rsuluallah saw,” imbuh pria yang juga Ketua STAI Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah itu.
Dalam teladan empati yang lain dikisahkan, ada salah satu sahabat perempuan Nabi bernama Rufaidah yang menjadi pegiat medis dan sosial. Ia mendirikan tenda-tenda yang difungsinkan untuk tempat pengobatan umat Islam.
Rasulullah mengapresiasi betul tindakannya dengan memberi fasilitas yang memadai. Berikutnya, Rufaidah dikenal sebagai perawat wanita pertama dalam Islam, bahkan dunia.
“Kita butuh tokoh-tokoh yang memberi semangat pada apapun. Sehingga apapun itu, bisa menjadi baik untuk umat ini,” pungkas Gus Ghafur.
Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Fathoni Ahmad