Jombang, NU Online
Putra pertama KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) bernama Irfan Asy'ari Sudirman Wahid atau akrab disapa Ipang Wahid menceritakan bahwa ciri khas sang ayah adalah tipe orang yang memiliki komitmen yang kuat.
Komitmen tersebut terlihat saat memimpin Pesantren Tebuireng dan Rektor Universitas Hasyim Asyari (Unhasy) Jombang. Gus Sholah tak pernah berhenti memikirkan bagaimana Tebuireng dan Unhasy agar menjadi lebih baik.
"Bapak kalau sudah berkomitmen maka akan serius. Khasnya bapak itu mencermati, memetakan, lalu buat strategi apa yang harus dilakukan. Banyak yang meragukan saat awal memimpin Tebuireng. Karena belum paham kepribadian bapak," katanya saat 40 hari KH Salahuddin Wahid di Pesantren Tebuireng, Kamis (12/3).
Gus Ipang menjelaskan dalam kehidupan sehari-hari belum pernah melihat orang seikhlas Gus Sholah. Setiap langkah dan pikiran Gus Sholah selalu mengarah pada Pesantren Tebuireng dan Unhasy.
Bahkan hingga saat mendekati ajalnya, Gus Sholah masih berdiskusi tentang Tebuireng, Nahdlatul Ulama, dan Unhasy. Ia masih menggambar gedung rektorat Unhasy. Meskipun sudah diminta untuk istirahat tapi Gus Sholah tetap lanjut berkarya.
"Dalam memimpin Tebuireng, bapak menggunakan seluruh jaringannya. Semua tanpa batas. Tidak pernah melakukan sesuatu, tanpa untuk Tebuireng. Siang dan malam. Saya tidak pernah melihat ada orang yang ikhlas seperti bapak," ujar Gus Ipang
Selama dipimpin Gus Sholah, banyak perkembangan yang tampak di Tebuireng. Tidak hanya di Jombang tapi juga luar pulau dengan adanya cabang Pondok Pesantren Tebuireng.
Menurut Gus Ipang, gaya kepemimpinan Gus Sholah adalah jujur dalam sikap, sederhana dalam keseharian, tawadlu bertindak, ikhlas, dan sabar dalam berjuang.
Perhatian Gus Sholah terhadap Tebuireng dan Unhasy memang sangat luar biasa. Semua hal dilakukan untuk membesarkan kampus tersebut. Padahal sebenarnya Gus Sholah sendiri tidak mendapat keuntungan finansial apapun.
Bahkan sebelum wafat, Gus Sholah memanggil putra-putrinya satu persatu dan membagikan tugas satu persatu. Pada intinya, wasiat tersebut berkaitan dengan Tebuireng, Unhasy dan NU.
"Gus Sholah itu memuja persatuan dan perdamaian. Kemarin saya mimpi ketemu bapak, tidak bicara apa-apa tapi beliau menyaksikan kita bekerja. Ini isyarat bahwa kita harus meneruskan perjuangan bapak untuk Tebuireng, Unhasy, NU dan Indonesia. Mohon doanya kita bisa meneruskan semua cita-cita," tandasnya.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin