Gus Mus: Covid-19 Bukan Pandemi Biasa, Tapi Wabah Kemanusiaan
Ahad, 11 Juli 2021 | 00:45 WIB
KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) saat taushiyah dalam doa bersama untuk bangsa di TVNU, Sabtu (10/7) malam. (Foto: tangkapan layar YouTube TVNU)
Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengatakan, pandemi Covid-19 yang dialami dunia saat ini bukan pandemi biasa, tapi merupakan wabah kemanusiaan secara menyeluruh. Bukan perorangan. Bukan wabah kelompok, etnis. Bukan pula wabah agama dan negara.
Dalam kesempatan itu, Gus Mus menyampaikan belasungkawa kepada dokter serta tenaga medis yang wafat selama pandemi Covid-19. Pesan ini disampaikannya secara daring saat doa untuk keselamatan bangsa yang disiarkan langsung di Televisi Nahdlatul Ulama (TVNU), Sabtu (10/7) malam.
“Saya menyampaikan takziyah kepada para dokter, tenaga kesehatan, yang berjuang untuk menolong sesama. Kemudian harus meninggalkan kita semua,” kata Gus Mus mengawali pidato.
Ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah, ini juga mendoakan agar jasa para pejuang kemanusiaan selama Covid-19 ini diterima Allah SWT dan dihitung sebagai amal saleh. Tenaga medis, kata Gus Mus, merupakan garda terdepan melawan virus Covid-19.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Mus juga menyoal sikap bandel sebagian masyarakat terkait Covid-19. Meskipun sudah banyak korban jiwa yang berjatuhan.
“Sangat disayangkan masih ada yang mengatakan ini rekayasa, Covid-19 ini abal-abal, buatan China. Kondisi sudah seperti ini, tenaga medis kewalahan, rumah sakit kewalahan dan masih sempat berkelahi. Ini luar biasa bebalnya,” ujar Gus Mus masygul.
Gus Mus merasa sangat prihatin dengan banyaknya orang meninggal dunia. Setiap kali membuka media sosial, isinya selalu ucapan innalillahi wa innailaihi raji'un. Terbaru, kabar wafatnya sesepuh NU, KH Zainuddin Dzajuli dari Ploso Kediri.
Pelajaran luar biasa
Menurut Gus Mus, hanya orang yang tidak pernah mendengarkan informasi, yang tidak bisa merasakan ada pelajaran besar dari Allah SWT. Covid-19 ini pelajaran yang luar biasa, langsung dari Allah SWT.
“Ada yang menjadikan wabah Covid-19 ini untuk cari keuntungan duniawi, ada pula yang menggunakannya untuk menghantam lawan. Hilangkan segala keangkuhan karena membuat imunitas kita merosot. Jadi kasih sayang yang dimunculkan," tegasnya.
Gus Mus, secara khusus juga meminta kepada figur publik (public figure) yang ada di Indonesia untuk tidak menyebarkan kebencian dan informasi sesat terkait Covid-19. Karena bisa dijadikan rujukan masyarakat untuk melakukan pembangkangan.
Seharusnya, manusia saat ada musibah melakukan introspeksi sebagai hamba Allah. Sering kali ketika manusia merasa berkuasa, lupa bahwa hakikatnya ia adalah hamba yang ditugaskan untuk jadi khalifah. Namun, kadang semena-mena terhadap bumi yang diserahkan Allah kepadanya.
“Jangan lakukan kebencian. Terutama mereka yang didengarkan oleh orang banyak, jangan menyebarkan ujaran kebencian. Karena ini dibenci oleh Allah,” tandas alumnus Universitas Al-Azhar Kairo ini.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Musthofa Asrori