Kudus, NU Online
Hari Raya Idul Fitri telah menjadi momentum umat Islam untuk saling bermaaf-maafan antarsesama. Di kalangan institusi organisasi maupun lembaga pemerintahan biasanya mengadakan forum Khusus atau tradisi bernama halal bi halal.
<>
Menurut Wakil Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri, halal bi halal merupakan tradisi khas yang dimiliki Indonesia. Di Mesir, kata Gus Mus, tidak pernah menemukan tradisi yang telah lama mengakar dalam tradisi masyarakat Islam Indonesia ini.
"Saya lima tahun merayakan Idul Fitri di Mesir, tetapi tidak ada yangseperti di Indonesia. Ada orang yang sehabis shalat Idul Fitri saling mengunjungi satu sama lain untuk saling meminta maaf," terangnya dalam acara Halal Bi Halal Robithotul Mutakharrijin (alumni) Madrasah Diniyah NU Kradenan Kudus Sabtu (1/9).
Sebagai tradisi khas, jelas Gus Mus, kata halal bi halal dalam kamus bahasa Arab pun tidak ditemukannya. Bahkan di berbagai kamus bahasa Arab, termasuk Munjid, tidak menemukan kata halal bi halal.
"Saya mencari di berbagai kamus arab tidak menemukannya. Jadi halalbihalal ini bukanlah dari bahasa Arab,'' ungkapnya lagi.
Kiai yang juga budayawan ini baru menemukannya dalam kamus Bahasa Indonesia. Ia menjelaskan dalam kamus itu disebutkan, artinya maaf memaafkan setelah Ramadan sebagai kebiasaan khas di Indonesia.
"Ini artinya halal bi halal asli dari bahasa Indonesia, hanya bahan bakunya saja dari bahasa Arab," katanya di depan ratusan alumni Madrasah Diniyah NU Kradenan Kudus
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Qomarul Adib