Nasional

Gus Mus Menginspirasi Gerakan Buruh (2)

Rabu, 1 Mei 2013 | 11:03 WIB

Jakarata, NU Online
Workers Specialist Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), Soeharjono, memiliki penilaian tersendiri terhadap KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Menurutnya, Wakil Rais Aam PBNU tersebut menginspirasi gerakan buruh Indonesia.  
<>
Mantan eksekutif muda perbankan tersebut menjelaskan bahwa inspirasi itu bisa ditelisik pada puisi-puisi Gus Mus, “Puisi-puisinya itu bernilai universal. Meskipun beliau ulama, kiai, dan tokoh NU, karyanya selalu berhasil keluar dari sekat-sekat sekterianisme sempit. Setiap orang pasti akan tersentuh, dari kelompok mana pun,” jelas Yono.

Yono kemudian menunjukkan puisi berjudul Sujud // Bagaimana kau hendak bersujud pasrah // sedang wajahmu yang bersih sumringah // Keningmu yang mulia dan indah begitu pongah // Minta sajadah agar tak menyentuh tanah // Apakah kau melihatnya seperti iblis // Saat menolak menyembah bapamu dengan congkak // Tanah hanya patut diinjak // tempat kencing dan berak, membuang ludah dan dahak.

Gus Mus juga sering menyentil siapapun itu, termasuk umat beragama. Dalam hubungan industrial dan agama, Yono menceritakan pengalamannya. Pernah ada sebuah perusahaan besar tidak membayar hak-hak pekerja seperti THR. Perusahaan tersebut kemudian mendatangkan da’i untuk berceramah mengenai kesabaran dan ujian Tuhan.

“Saya pernah ngomporin kesadaran ribuan buruh sebuah pabrik besar di Surabaya yang sudah pasrah atas THR yang tidak dibayarkan. Mereka pasrah karena mendengar ceramah ustadz yang didatangkan perusahaan. Dinasihatkan bahwa semua ini ujian dari Allah SWT,” terang sosok yang sangat popular di kalangan aktivis buruh ini.

Di sini, kata Yono, agama sudah disalahtafsirkan. Agama dijadikan untuk menjustifikasi kezaliman yang dilakukan terhadap buruh. Dalam hal ini, Gus Mus meyindir dengan puisi Kaum Beragama di Negeri Ini.

Perhatikan sepenggal baitnya, Mereka sakralkan pendapat mereka // dan mereka akbarkan // semua yang mereka lakukan // hingga takbir // dan ikrar mereka yang kosong //bagai perut bedug

Puisi-puisi Gus Mus, bagi Yono, membantunya jadi washilah untuk menggugah kesadaran kaum buruh biar lebih terorganisir dan melakukan advokasi terhadap hak-hak mereka.


Redaktur         : Abdullah Alawi
Kontributor     : Irham Ali


Terkait