Nasional

Gus Sholah: Tanah Wakaf Harus Bernilai Lebih

Jumat, 19 Juli 2019 | 03:30 WIB

Gus Sholah: Tanah Wakaf Harus Bernilai Lebih

KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah)

Jombang, NU Online
Tanah wakaf punya potensi besar untuk kesejahteraan umat. Hal ini karena tanah wakaf bisa dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi Indonesia dengan berbagai program, seperti pembangunan rumah sakit atau sekolah.

"Dalam posisi inilah, istilah wakaf produktif perlu diedukasi lebih jauh dalam perbincangan masyarakat," ujar KH Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Sholah. 

Pernyataan ini disampaikan melihat fenomena yang akhir-akhir ini banyak menerima penyerahan wakaf dari kaum dermawan di berbagai daerah di nusantara.

"Untuk mengembangkan wakaf, lembaganya harus tertata, harus siap. Kalau tidak ditata, saat dia (pengelola) meninggal maka loncat itu (keteteran)," jelasnya, Kamis (18/7).

Menurutnya dengan konsep wakaf, seharusnya umat Islam Indonesia dapat sejahtera. Peluang wakaf sangat banyak, cuma tidak terkelola dengan baik. Yang paling memungkinkan untuk mengelola adalah pesantren karena jangka waktunya tidak terbatas dan Sumber Daya Manusia (SDM)nya melimpah.

Cucu KH Hasyim Asy'ari ini menanggapi positif konsep wakaf yang dikembangkan di pesantren karena menganggap bahwa wakaf-wakaf yang ada di pesantren-pesantren juga perlu dikembangkan dengan berbagai variannya.

"Selama ini, hubungan pesantren dengan masyarakat, pemerintah dan BUMN hanya sebatas soal meminta bantuan. Padahal konsep yang seharusnya dibawa adalah wakaf. Kalau gitu, nanti insyaallah saya kirim orang untuk belajar pengelolaan wakaf," tambah Kiai Sholahuddin.

Bagi Kiai Sholahuddin, konsep wakaf sangat menarik karena bisa membuka pola pikir masyarakat umum tentang wakaf yang tidak bisa berkembang. Perspektif masyarakat terhadap tanah wakaf masih terbatas pada tempat ibadah seperti mushala, masjid, dan makam. Padahal itu baru bagian kecil dari konsep wakaf. Ada varian lainnya yang menguntungkan.

Banyak tanah wakaf menurut adik Gus Dur yang dikembangkan menjadi produktif dan berhasil, seperti Rumah Sakit Universitas Islam Malang yang telah sukses menjadi rumah sakit besar di Indonesia.

Dijelaskan, Tebuireng yang didirikan sejak tahun 1899 Masehi lalu kini sudah punya jaringan alumni yang cukup luas dan tersebar di mana-mana memungkinkan untuk mengelola wakaf dari kaum dermawan daerah di luar Jawa Timur. 

"Di Tebuireng kita akan mengembangkan aset wakaf yang banyak diberikan oleh dermawan," tutupnya. (Syarif Abdurrahman/Muiz


Terkait