Gus Yahya: Persiapan Sudah 70 Persen, PBNU Siap Gelar R20
Selasa, 6 September 2022 | 08:30 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, mengatakan perhelatan Religion Forum (R20) International Summit of Religion Leaders telah mencapai persiapan yang matang.
“Persiapan untuk R20 sudah sangat baik, sekitar 30 persen lagi, soal teknis yang sudah bisa selesai kita lakukan,” ungkapnya saat ditemui NU Online di sela Introductory Meeting R20 di Jakarta, Senin (5/9/2022).
Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang itu mengatakan, sejauh ini komite telah mendapatkan komitmen tertulis dari 15 negara anggota G20 untuk berpartisipasi dalam inisiatif R20.
“Dari 20 negara, sudah 15 negara yang berpartisipasi dan menyatakan siap datang secara tertulis,” ujar kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu.
Sejumlah 60 partisipan juga telah menyatakan komitmennya untuk menghadiri forum pertemuan pemimpin agama yang dijadwalkan berlangsung pada November 2022 mendatang itu.
“Vatikan akan mengirim Cardinal Miguel Angel Ayuso Guixot, dia adalah President of the Pontifical Council for Interreligious Dialogue yang akan menjadi wakil dari Vatikan nanti. Kita juga punya komitmen dari Imam Yahya Sergio Yahe Pallavicini dari Komunitas Islam di Italia. Insyaallah semua akan berjalan lancar,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana (Organizing Committee) Peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama, Hj Zannuba Arifah Chafshoh (Yenny Wahid) melihat tingginya antusiasme dari banyak negara di dunia untuk diselenggarakannya R20 ini.
“Karena memang banyak negara yang merasa kebingungan bagaimana mengatasi persoalan masyarakat terkait dengan meningkatnya identitas politik yang berbasis agama,” kata Yenny.
Hal ini karena forum R20 dinilai dapat memberikan solusi terkait fenomena agama yang disalahgunakan sebagai alat politik.
“Banyak negara yang pusing ketika ada konflik antaragama di negaranya,” tutur Direktur Wahid Foundation itu.
Menurut dia, respons baik tersebut harus disambut dengan kerja keras untuk mewujudkan platform R20 sebagai platform yang membawa dampak positif.
“Ini yang kita lihat bahwa banyak dukungan dari negara-negara yang terlibat, bukan cuma negara-negara G20 sendiri, tapi di luar itu juga,” tutur putri kedua Gus Dur ini.
Besar ia berharap, pertemuan tersebut bisa menjadi sarana bersama untuk merumuskan langkah masa depan yang harus dilakukan agar bisa menyatukan semangat menjadikan agama sebagai sebuah solusi, bukan menjadi bagian dari masalah.
“Bisa menyatukan banyak pemimpin agama untuk menjadikan agama sebagai energi positif, solusi bagi kebaikan di dunia,” pungkas Yenny Wahid.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori