Gus Yaqut Ingatkan Kadernya, Ansor Bukan Satu-satunya Pemilik Negeri Ini
Jumat, 18 Agustus 2023 | 11:00 WIB
Ketum PP GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut saat menyampaikan pengarahan pada puncak Tasyakuran Hari Ulang Tahun Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Lahir Ke-89 GP Ansor, di Kantor PP GP Ansor, Jalan Kramat Raya 65 Jakarta Pusat, pada Kamis (17/8/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor menggelar acara puncak Tasyakuran Hari Ulang Tahun Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Lahir Ke-89 GP Ansor, di Kantor PP GP Ansor, Jalan Kramat Raya 65 Jakarta Pusat, pada Kamis (17/8/2023).
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PP GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan bahwa Indonesia bisa berdiri dan merdeka berkat perjuangan para pendiri bangsa yang berasal dari berbagai latar belakang, bukan hanya dari kalangan umat Islam atau bahkan kelompok Ansor dan Banser saja.
Kepada kader Ansor dan Banser di seluruh dunia, Gus Yaqut berpesan agar tidak merasa sebagai satu-satunya pemilik negeri ini. Sebab Indonesia merupakan sebuah tata negara yang di dalamnya mengandung takdir keragaman dan kebinekaan yang tidak boleh diseragamkan.
Baca Juga
Inilah Mars GP Ansor dan Banser
“Kita harus mengakui bahwa Indonesia merdeka karena perjuangan semua kelompok. Bukan hanya kelompok Muslim saja, bukan hanya kelompok Ansor-Banser. Kadang-kadang kita merasa paling gagah, bahwa Ansor-Banser ini memiliki sejarah yang panjang, di dalam kemerdekaan negeri ini,” ucap Gus Yaqut dalam acara yang disiarkan langsung melalui Kanal Youtube Gerakan Pemuda Ansor.
Ia menjelaskan bahwa Ansor lahir pada era sebelum Indonesia berdiri dan merdeka sebagai sebuah negara. Hal itu berarti, pada zaman itu, para pemuda Ansor dan Banser pasti ikut berjuang di setiap episode sejarah berdirinya di negeri ini. Mulai dari sejarah pergerakan pada 1945, perjuangan melawan PKI pada 1965, hingga era reformasi pada 1998 kader Ansor pasti terlibat.
Baca Juga
Sejarah Berdirinya Gerakan Pemuda Ansor
“Tetapi di saat yang sama, kita harus ingat bahwa bukan kita saja yang terlibat di dalamnya. Bukan hanya umat Islam saja yang berjuang memerdekakan negeri ini. Umat Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan bahkan agama-agama lokal yang ada di negara ini juga terlibat di dalam memperjuangkan negeri ini,” tegas Menteri Agama RI itu.
Dengan begitu, ia menegaskan bahwa sudah sepantasnya kader Ansor dan Banser memberikan penghargaan kepada saudara-saudara sesama warga bangsa yang berbeda keyakinan, terlebih jika hanya berbeda organisasi. Upaya saling menghargai, menurut Gus Yaqut, merupakan kekuatan Indonesia sebagai bangsa.
“Kita boleh berteriak sekencang-kencangnya: ‘NKRI Harga Mati, Pancasila Jaya, Nusantara Milik Kita’, boleh. Tetapi kita harus ingat bahwa bukan kita satu-satunya pemilik Nusantara ini. Itu yang paling penting, sehingga saling menghargai, saling menghormati, dan mentoleransi setiap perbedaan yang ada di negeri ini menjadi satu tarikan napas dengan gerakan kita,” tegasnya.
Dididik Bertindak Inklusif
Lebih lanjut, Gus Yaqut menegaskan tak ingin mendengar kabar ada kader Ansor-Banser di mana pun dan dalam posisi apa pun mendiskriminasi pihak lain. Sebab kader Ansor-Banser seluruh Indonesia, bahkan dunia, dididik untuk mampu bertindak inklusif.
“Saya tidak ingin dengar ada kader Ansor-Banser di mana pun mendiskriminasi mereka yang tidak sama pandangannya, pendapatnya, tidak sama keyakinannya. Tidak boleh. Kader-kader Ansor dan Banser dididik untuk berpikir, berkata, dan bertindak inklusif. Terbuka untuk setiap perbedaan. Jangan sekali-kali kita melakukan praktik-praktik diskriminatif,” tegasnya.
Dari sisi jumlah, kader Ansor merupakan kelompok mayoritas di negeri ini. Namun, Gus Yaqut mengingatkan bahwa kebesaran Ansor dan dengan banyaknya jumlah umat Islam di Indonesia, bukan berarti diperbolehkan untuk bertindak sewenang-wenang terhadap kelompok minoritas.
“Justru banyaknya jumlah Muslim di negeri ini harus menjadi pelindung bagi saudara-saudara kita yang bukan Muslim, untuk mereka bisa melaksanakan keyakinannya dengan sebaik-baiknya di negeri yang kita cintai. Ini pesan yang harus setiap kader Ansor dan Banser miliki, tidak boleh ditawar-tawar,” tegasnya.
Gus Yaqut pun mengaku telah melakukan tindakan tegas kepada para kader Ansor-Banser di mana pun yang kedapatan bertindak diskriminatif. Ia yakin, ke depan, tidak akan ada lagi kader yang gemar mendiskriminasi pihak lain.
“Kita berapa kali menemukan kader-kader kita di lapangan yang masih berpikir dan bertindak diskriminatif. Kita sudah melakukan tindakan disipliner kepada para kader ini dan insyaallah ke depan tidak ada lagi kader-kader Ansor yang memiliki watak dan cara berpikir dan bertindak diskriminatif,” ucapnya.