Gusdurian Gelar Konser Amal dan Luncurkan ‘Peduli Anak Yatim’ Pekan Depan
Selasa, 31 Agustus 2021 | 17:30 WIB
Jakarta, NU Online
Gusdurian Peduli akan menggelar konser amal bertajuk Indonesia Pulih, pada Selasa, 7 September 2021 mendatang. Acara ini akan disiarkan langsung melalui TV9 Nusantara, YouTube Gusdurian Peduli TV, dan halaman facebook KH Abdurrahman Wahid.
Dalam konser amal ini, bakal hadir musisi ternama Indonesia seperti Armand Maulana, Once Mekel, Dewa Budjana, Iksan Skuter, dan Trie Utami. Sastrawan Hanna Fransisca, Komedian Tunggal Insan Nur Akbar, Mustasyar PBNU KH A Mustofa Bisri, Kornas Jaringan Gusdurian Alissa Wahid, dan putri bungsu Gus Dur Inaya Wahid pun dijadwalkan mengisi acara konser amal ini.
Ketua Umum Gusdurian Peduli Gus A’ak Abdullah al-Kudus menuturkan, dalam acara konsel amal ini juga akan diisi dengan lelang lukisan Gus Dur karya Agustinus Eko. Satu-satunya seorang pelukis kayu di Indonesia.
“Pak Eko ini satu-satunya pelukis kayu di Indonesia. Jadi belum ada yang bisa melukis kayu dengan teknik bakar tetapi tiga dimensi dan melukisnya secara manual,” tutur Gus A’ak kepada NU Online melalui sambungan telepon, pada Selasa (31/8/2021).
Platform Peduli Anak Yatim
Kemudian, Gusdurian Peduli juga akan meluncurkan platform Peduli Anak Yatim. Sebuah program khusus untuk penanganan anak yatim akibat Covid-19.
“Karena kita lihat ledakan jumlah anak yatim pasca Covid-19 ini kan sangat tinggi. Gusdurian Peduli menganggap penting kita membuat program khusus anak yatim. Kita bisa jadi orang tua asuh, jadi donatur biasa, dan mendaftarkan anak yatim yang memang perlu untuk dibantu,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa konsep orang tua asuh yang dimaksud dalam platform Peduli Anak Yatim adalah menjadi donatur tetap. Per bulan, misalnya, akan menanggung sejumlah anak yatim dengan mendonasikan nominal uang yang ditentukan sendiri.
“Jadi, bukan anak yatim yang diserahkan kepada orang tua asuh. Karena itu bukan kewenangan kami. Tetapi, Dinas Sosial kalau soal adopsi. Kemudian, kami ingin mengantisipasi anak-anak yatim ini dimangsa oleh pedofil dan sebagainya kalau sampai tidak punya orang asuh yang siap menanggung biaya hidup mereka,” terang Gus A’ak.
Gusdurian Peduli juga akan terus mengawal pendidikan anak-anak yatim, bekerja sama dengan beberapa pesantren dan lembaga pendidikan yang berada di jejaring Gusdurian. Hal ini sebagai upaya menyantuni anak-anak yatim secara berkelanjutan.
“Kita akan bekerja sama dengan sekolah-sekolah atau pesantren yang masuk di jaringan Gusdurian. Banyak teman yang punya pesantren dan lembaga pendidikan, sudahlah titipkan di sana. Kalau pesantren bisa nanggung semua biaya, alhamdulillah, tapi kalau tidak ya sharing dengan Gusdurian Peduli,” terang Gus A’ak.
Tak hanya itu, di platform Peduli Anak Yatim tersebut ada kanal khusus untuk pendampingan hukum bagi anak-anak yang sudah kehilangan orang tuanya. Saat ini, sudah ada dua pengacara yang berkenan menjadi relawan.
“Banyak anak yatim yang ketika orang tuanya meninggal kemudian ada sengketa masalah waris. Itu banyak lepas dari perhatian kita. Makanya kami siapkan dua pengacara untuk mendampingi mereka. Kita tetap membuka peluang bagi pengacara lain yang mau bergabung sebagai relawan. Ini sifatnya pro bono (demi kebaikan publik), tanpa gaji, dan tidak ada honor,” ungkapnya.
Selain itu, Gusdurian Peduli sudah menyiapkan beberapa psikolog untuk membantu memulihkan anak-anak yatim yang mengalami trauma, ketika ditinggal orang tuanya akibat Covid-19.
“Banyak anak yatim mengalami trauma bahkan sampai pelecehan. Trauma-trauma itu harus disembuhkan. Makanya kita minta teman-teman psikolog untuk memberikan konseling. Kami berharap, platform ini menjadi rujukan untuk para donatur atau orang-orang baik yang ingin membantu anak yatim,” jelas Gus A’ak.
Data anak yatim
Dikutip dari situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), pemerintah saat ini tengah mematangkan data anak yatim akibat Covid-19.
Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (PPPA) sudah melakukan pendataan melalui aplikasi. Per 25 Agustus, tercatat 8.396 anak yatim akibat Covid-19. Sementara data yang dihimpun Kementerian Sosial (Kemensos) sebanyak 8.274 anak. Data ini masih akan terus berkembang.
Kementerian PPPA berkoordinasi dengan Dinas PPPA di seluruh provinsi untuk melakukan pendataan anak-anak yatim. Sedangkan Kemensos sudah meminta kepada pemerintah provinsi untuk mendata anak-anak yatim secara berjenjang, mulai dari tingkat bawah di kelurahan atau desa sampai kabupaten dan kota.
Dalam hal pendataan anak yatim ini, juga masih diperlukan sinkronisasi dengan data Disdukcapil Kemendagri agar data-data anak berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) bisa mendapatkan perhatian khusus dan skema bantuan sosial pemerintah.
Kemenko PMK juga mendorong Kementerian Kesehatan agar menyajikan data orang tua yang meninggal akibat Covid-19 dan berkoordinasi dengan Disdukcapil Kemendagri untuk memastikan data mereka berbasis NIK.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori