Hadapi Fenomena El Nino, 3 Hal Ini Bisa Segera Dilakukan Masyarakat
Kamis, 3 Agustus 2023 | 13:00 WIB
Jakarta, NU Online
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi puncak El Nino terjadi pada Agustus hingga September 2023 mendatang. El Nino sendiri adalah fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
Melansir dari laman resmi BMKG, bmkg.go.id, beberapa daerah yang akan terdampak cukup kuat adalah sebagian besar wilayah Sumatera seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, dan Lampung.
Di samping itu, hasil analisis BMKG menyebutkan bahwa seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.
Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan tiga hal untuk mengantisipasi terjadinya kondisi yang ekstrem di tengah masyarakat yaitu:
1. Memanfaatkan hujan yang masih ada.
Masyarakat hendaknya memanfaatkan hujan yang masih mungkin turun pada masa sekarang melalui gerakan panen hujan. Pasalnya, fenomena El Nino pada umumnya memang memberikan dampak berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia dan berpotensi menimbulkan kekeringan meteorologis.
2. Masifkan gerakan hemat air
Ketersediaan air di tengah fenomena El Nino sangat mungkin akan berkurang. Hal ini salah satunya dipicu oleh kondisi iklim yang panas dan mengakibatkan kekeringan di sejumlah daerah. Ditambah lagi, intensitas hujan yang mulai berkurang.
Bahkan menurut Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG A Fachri Rajab, pada daerah-daerah tertentu diprediksi mengalami curah hujan bulanan kategori rendah, hingga sebagian lainnya akan mengalami kondisi tanpa hujan sama sekali hingga Oktober nanti. "Jadi harus tetap waspada akan potensi terjadinya kekeringan," kata Fachri melalui laman resmi BMKG, dikutip NU Online, Kamis (3/8/2023).
3. Siapkan tempat cadangan air
Masyarakat hendaknya menyiapkan tempat-tempat cadangan air untuk keperluan kebutuhan air pada masa puncak kemarau nanti. Hal ini penting guna memastikan pasokan air tetap tersedia di tengah El Nino tidak kunjung berakhir.
Sesuai hasil monitoring BMKG, hingga pertengahan Juli 2023, sebanyak 63% dari zona musim telah memasuki musim kemarau. BMKG memprediksi kemarau tahun ini akan lebih kering dari normalnya dan juga lebih kering dari tiga tahun sebelumnya.