Haul Ke-15 Gus Dur di Yogyakarta Jadi Momen Refleksi Kebijaksanaan dan Warisan Pemikiran untuk Bangsa
Sabtu, 16 November 2024 | 11:00 WIB
Momen Peringatan Haul Ke-15 Gus Dur di Laboratorium Agama Masjid Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga pada Jumat (15/11/2024) malam. (Foto: dok. Gusdurian)
Yogyakarta, NU Online
Jaringan Gusdurian menggelar peringatan Haul Ke-15 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Laboratorium Agama Masjid Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga pada Jumat (15/11/2024) malam.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh agama, termasuk Direktur Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh, dan pendakwah muda Habib Husein Ja’far Al-Hadar.
Peringatan Haul Ke-15 Gus Dur di Yogyakarta ini menjadi momen merefleksikan kembali kebijaksanaan dan warisan pemikiran Gus Dur untuk bangsa.
Baca Juga
Haul Gus Dur tak Semata Diperingati
Direktur Jaringan Gusdurian Alissa Wahid menegaskan bahwa warisan Gus Dur tidak hanya dirasakan di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional.
“Kami bersyukur selama 15 tahun ini, kami tetap mampu menghadirkan beliau dalam keseharian bangsa Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, Gus Dur adalah pemimpin dengan akar jati diri yang kuat, yang memahami bahwa kepentingan umat harus diutamakan. Gus Dur dengan penuh kesadaran akan membela yang lemah dan menghadirkan imaji Tuhan dalam setiap perjuangannya melawan ketidakadilan.
“Gus Dur membuktikannya dengan menjadi warga dunia tanpa kehilangan akar kesantrian dan kekiaiannya,” paparnya.
Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian Jay Akhmad menyebut bahwa pada hakikatnya peringatan Haul Gus Dur mengartikan sosok Gus Dur yang selalu hadir di tengah masyarakat.
“Banyak yang mengatakan sejatinya Gus Dur pulang, bukan pergi,” ucapnya.
Peringatan Haul Gus Dur, lanjutnya, menjadi ruang belajar bersama atas teladan Gus Dur dalam kampanye tentang keberagaman dan kesetaraan.
“Peringatan Haul Gus Dur ini menjadi ruang belajar bersama kita dan ini bagian dari rangkaian Jaringan Gusdurian untuk memperingati dan mengkampanyekan tentang beda dan setara,” paparnya.
Baca Juga
Haul Gus Dur: Sebuah Habitus Baru
Sementara itu, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh menekankan pentingnya menyebarkan nilai-nilai Gus Dur, meski hanya sebagian kecil.
“Kita jadi Gus Dur 25 persen saja sudah untung. Bisa juga kita jadi Gus Dur 10 atau 5 persen atau bahkan 1 persen. Tapi Gus Dur 1 persen ini kalau jumlahnya menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, maka insyaallah saat ini ada Gus Dur 100 persen. Lebih baik Gus Dur-nya dibagi-bagi dua persen, tapi ke seluruh seantero Nusantara,” katanya.
Pendakwah muda Habib Husein Ja’far Al-Hadar menggarisbawahi kehebatan Gus Dur dalam menerapkan fiqih dakwah. Menurutnya, Gus Dur berhasil mempraktikkan prinsip dakwah yang menggembirakan, memudahkan, dan mempersatukan.
Gus Dur juga dianggap sebagai ikon rahmat bagi semesta atau rahmatan lil alamin, bukan hanya untuk orang baik, tetapi juga bagi mereka yang tengah berusaha menjadi orang baik. Dengan wawasan luasnya, sosok Gus Dur mampu memberikan solusi yang memudahkan umat.
“Gus Dur sangat cakap dalam fiqih dakwah, sangat strategis, dan sangat sadar dengan fiqih dakwah. Fiqih dakwah itu prinsipnya tiga. Pertama, menggembirakan (dan) tidak menakut-nakuti. Kedua, memudahkan (dan) bukan menyulitkan. Ketiga, mempersatukan dan tidak mencerai-beraikan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Peringatan Haul Gus Dur tidak hanya menjadi momen merefleksikan keteladan Gus Dur, tetapi juga menguatkan komitmen untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur.
Acara Peringatan Haul Ke-15 Gus Dur di Yogyakarta ini menjadi bagian dari rangkaian Festival Beda Setara (Best Fest) yang digelar selama satu pekan, pada 10-6 November 2024, yang bertujuan untuk merayakan kebebasan beragama dan berkeyakinan.