Bandarlampung, NU Online
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang suci sekaligus menjadi kitab suci umat Islam. Mampu membacanya merupakan sebuah karunia karena penuh dengan keberkahan dan kebaikan. Untuk bisa istiqamah atau rutin membaca serta berinteraksi dengan Al-Qur’an membutuhkan keteguhan hati dan upaya lahir maupun batin.
Upaya lahir dilakukan dengan membagi dan meluangkan waktu untuk dapat membacanya di tengah aktivitas-aktivitas lain yang terkadang melalaikan umat Islam untuk membaca Al-Qur’an. Upaya batin dilakukan dengan doa dan amalan tertentu agar diberikan kekuatan dan hidayah agar bisa senantiasa ditunjukkan oleh Allah untuk selalu dekat dengan Al-Qur’an.
Di antara amalan yang bisa dilakukan agar bisa istiqamah membaca Al-Qur’an adalah dengan membaca dzikir yang diambil dari Al-Qur’an Surat Al-Qamar Ayat 32 yakni:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Wa laqad yassarnal-qur`āna liż-żikri fa hal mim muddakir
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
“Amalkan dengan merutinkan membaca ayat ini untuk diberi kemudahan membaca Al-Qur’an, mengingatnya, dan juga diberi kemudahan untuk menghafalkannya,” kata Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) KH Sujadi saat memberi mauidzah hasanah pada Khatmil Qur’an dan Haul KH Muhammad Sobari di Pesantren Al-Hikmah Bandarlampung, Jumat (1/3/2024) malam.
Pengasuh Pesantren Nurul Ummah Pringsewu yang juga Alum Pesantren Al-Qur'an Al-Asy'ariyah Kalibeber Temanggung Jawa Tengah ini pun mengajak para santri dan seluruh umat Islam untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai way of life (jalan dan pola hidup). Hal ini bisa dilakukan dengan berkomitmen membaca ayat Al-Qur'an setiap hari walaupun cuma satu ayat
"One day one Al-Qur'an, satu hari walau satu ayat mari kita baca Al-Qur'an. Siapa yang menjadi ahli Al-Qur'an maka akan termasuk dari keluarga Allah swt," ungkapnya.
Selain akan menjadi keluarga Allah, mampu membaca Al-Qur'an dengan istiqamah dan rutin lanjutnya, akan mendapatkan keutamaan dan keberkahan tersendiri. Sikap istiqamah (konsisten) menjadi poin penting yang sudah ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an dengan menurunkan para malaikatNya untuk membimbing dalam kehidupan.
Hal itu ditegaskan dalam Al-Qur'an surat Fushshilat ayat 30 yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Abah Sujadi, sapaan karibnya juga mengatakan bahwa orang yang sudah terbiasa istiqamah bergaul dengan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari akan tumbuh rasa rindu jika tidak berinteraksi dengan Al-Quran.
"Al-Qur'an jika dibaca secara istiqamah akan mendatangkan kerinduan yang mendalam. Semakin dibaca akan semakin membawa rasa rindu," ungkapnya.
Kerinduan membaca Al-Qur'an tersebut tidak hanya pada ayat-ayat dan kata-kata yang jarang terulang, namun pada ayat yang sering diulang juga akan merasa rindu. Ia menyebut ayat Al-Qur'an yang diulang berkali-kali di antaranya dalam Surat Ar-Rahman yakni:
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Fa-biayyi alaa irobbikuma tukadziban
"Maka nikmat-nikmat Tuhan kalian yang manakah yang kalian berdua (jin dan manusia) dustakan?" katanya menerjemahkan ayat yang diulang sebanyak 31 dalam surat tersebut.
Ketika seseorang rindu dan senantiasa membaca Al-Qur'an, maka jelas Abah Sujadi, ia akan menjadi orang yang dirindukan surga. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulllah dari Ibnu Abbas ra yang artinya: "Surga merindukan empat golongan: orang yang membaca Al Quran, menjaga lisan (ucapan), memberi makan orang lapar, dan puasa di bulan Ramadhan." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Untuk merutinkan membaca Al-Qur'an di era modern saat ini menurutnya sangatlah mudah. Saat ini mushaf Al-Qur'an bisa dengan mudah diakses di antaranya melalui aplikasi smartphone dan sejenisnya.
"Tidak seperti zaman dulu ketika ayat Al-Qur'an belum dikumpulkan dalam satu mushaf. Ada yang di pelepah kurma, batu, dan juga tulang unta. Dulu juga belum diberi harakat dan juga titik dan sebagainya," ungkapnya.
Dengan begitu, rasa syukur atas kemudahan dan kehadiran mushaf dari zaman ke zaman bisa diwujudkan dengan terus membaca Al-Qur'an setiap saat.