Ikhtiar Rawat Perdamaian, Wahid Foundation Luncurkan Buku Panduan
Rabu, 1 Desember 2021 | 09:00 WIB
Peluncuran buku panduan Kontra-Narasi dan Narasi Alternatif untuk Toleransi dan Perdamaian yang dilakukan Wahid Foundation, Selasa (30/11/2021) di Mercure Hotel Simatupang, Jakarta Selatan.
Jakarta, NU Online
Wahid Foundation meluncurkan buku panduan menyusun Kontra-Narasi dan Narasi Alternatif untuk Toleransi dan Perdamaian di Glass Ballroom, Mercure Hotel Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (30/11/2021). Hal itu dilakukan sebagai sebuah ikhtiar dalam rangka merawat toleransi dengan penyebaran narasi damai.
Direktur Eksekutif Wahid Foundation Mujtaba Hamdi dalam sambutannya memaparkan hasil penelitian yang disusun berdasarkan studi pemetaan narasi yang dilakukan Wahid Foundation bersama dengan Unit Kajian Antropologi FISIP Universitas Indonesia (2020) serta pengalaman dari berbagai aktivis bina damai, akademisi, pemerintah daerah, hingga organisasi masyarakat sipil.
“Kami banyak menemukan narasi negatif yang konsisten dan intens diinfiltrasi setiap harinya melalui berbagai kegiatan diantaranya ceramah keagamaan melalui institusi pendidikan, WhatsApp grup keluarga, media sosial bahkan ke anak usia dini,” ungkap Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta.
Selain itu, Mujtaba menyebut hasil penelitian Wahid Foundation juga menemukan sejumlah narasi pembelahan masyarakat hingga subordinasi terhadap perempuan atas nama ideologi ataupun agama.
Berangkat dari penelitian tersebut, pihaknya menilai masyarakat perlu dibekali sebuah panduan praktis untuk mengenali narasi intoleransi dan ekstrimisme serta mengenali cara melemahkan dan memutarbalikkan narasi tersebut dengan lebih damai, toleran.
Sementara itu, Kasubdit kontra Propaganda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Kolonel PAS Sudjatmiko menyampaikan apresiasi atas peluncuran buku panduan Kontra-Narasi dan Narasi Alternatif untuk Toleransi dan Perdamaian. Ia berharap buku ini menjadi salah satu pedoman dalam menyemarakkan konten perdamaian dan membangkitkan silent majority.
“Semoga buku ini menjadi sarana dalam membangunkan kelompok mayoritas yang cinta perdamaian untuk bersuara lantang, sehingga dapat menciptakan daya tangkal masyarakat terhadap pengaruh paham intoleransi dan radikalisme yang mengarah kepada terorisme,” tuturnya.
Peluncuran buku ini dihadiri oleh perwakilan organisasi masyarakat, tokoh agama, dan pemuda juga sejumlah pemengaruh (influencer) di antaranya Habib Husein Jafar Al-Hadar, Kalis Mardiasih. Wahid Foundation juga menghadirkan Institut Humor Indonesia Kini (IHIK) yang berbagi informasi perihal humor yang bisa menjadi modal budaya dan kampanye toleransi dan perdamaian.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syakir NF