Studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi menjadi suatu keniscayaan. Di tengah menguatnya arus globalisasi, persaingan bukan lagi sebatas dengan warga lokal atau nasional, melainkan sudah berkompetisi dengan multinasional. Sehingga melanjutkan studi di negara lain bisa menjadi solusi untuk bisa unggul dalam persaingan.
Saat ini, tak sedikit beasiswa bagi warga dunia agar dapat mengikuti pembelajaran di kampus-kampus terbaik di luar negeri. Salah satunya di negara yang saat ini dipimpin Presiden Erdogan, Turki. Negara ini menjadi salah satu destinasi negara guna melanjutkan studi bagi warga Indonesia.
"Untuk kuliah di Turki sangat mudah karena pemerintah sejak taun 2009 hingga hari ini sedang menggalakkan mahasiswa asing untuk kuliah di negeri mereka," kata Munji, Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki, di Sekretariat Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), gedung PBNU lantai 5, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Ahad (6/1).
Setidaknya, pemerintah Turki memberikan tiga jenis beasiswa bagi masyarakat internasional, yakni beasiswa Turkish Burslari (YTB), beasiswa Diyanet (Kementerian Agama), dan beasiswa Universitas Ibnu Khaldun.
Munji menjelaskan bahwa kuliah di Turki menjadi salah satu pelarian bagi mereka yang memiliki skor TOEFL atau IELTS (tes kemampuan bahasa Inggris bagi penutur asing) yang tidak terlalu baik atau tidak memenuhi standar. Hal ini mengingat studi di sana banyak yang menggunakan bahasa Turki.
"Salah satu kemudahannya adalah tidak ada persyaratan TOEFL," ungkap pria asal Pemalang itu.
Keuntungan kuliah di Turki juga, lanjut Munji, para mahasiswa bisa mengambil satu atau dua semester kuliah di universitas lain di Eropa mengingat Turki juga merupakan bagian dari Benua Eropa. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa yang kuliah di sana untuk mencari pengalaman studi di negara lain.
Munji juga mengungkapkan ada beberapa perpustakaan yang buka 24 jam sehingga bisa mengerjakan tugas hingga lembur di sana. Penerima beasiswa YTB itu juga menjelaskan bahwa uang saku beasiswa itu bersih diberikan kepada mahasiswa. Pasalnya, setiap mahasiswa sudah diberikan fasilitas tempat tinggal setara hotel bintang tiga, makan tiga kali sehari, dan tentu biaya pendidikan yang juga sudah ditanggung oleh pemerintah Turki.
Di akhir diskusi, kandidat doktor Universitas Marmara itu mengutip pernyataan Al-Fatih saat berusaha menaklukkan Konstantinopel yang kini menjadi Istanbul yakni "Kalau bukan kamu yang akan menaklukkan saya, maka saya yang akan menaklukkan kamu".
Sementara itu, Ketua Umum terpilih PP IPNU Aswandi Jailani mengungkapkan bahwa saat ini bukan lagi kuantitas yang dikedepankan, melainkan kualitas kader dan organisasi. Karenanya, ia mengajak kader IPNU untuk dapat meningkatkan kualitasnya agar bisa berkompetisi di tingkat global.
"Mari kita meningkatkan skill (kemampuan), meningkatkan kualitas kita," ajaknya. (Syakir NF/Muhammad Faizin)