Potongan gambar dalam film 'Simbiosis' karya Galih Cahyo Nugroho, meraih juara 1 pada kategori dokumenter.
Jakarta, NU Online
NU Online telah menetapkan para juara dari Kompetisi Film Pendek bertema Pulihkan Alam, Pulihkan Kemanusiaan. Kompetisi ini diadakan NU Online bekerjasama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI.
Sebanyak 16 film pendek, baik kategori fiksi maupun dokumenter telah tayang di Kanal Youtube NU Online. Masing-masing kategori itu ditetapkan oleh dewan juri sebagai juara 1, 2, dan 3. Sedangkan 2 juara favorit lainnya, dokumenter dan fiksi, dinilai berdasarkan jumlah penonton terhitung sejak 3-9 Agustus 2021.
Tiap-tiap kategori, baik dokumenter maupun fiksi, akan mendapatkan hadiah sebesar Rp10 juta untuk juara 1. Juara 2, hadiah akan diberikan senilai Rp7 juta. Sementara juara 3, akan dihadiahi Rp5 juta. Juara favorit 1 mendapatkan hadiah Rp2 juta dan juara favorit 2 memperoleh Rp1 juta.
Terdapat lima aspek penilaian yang dilakukan oleh dewan juri. Kelima itu adalah ide cerita-kesesuaian dengan tema, visualisasi-sinematografi, musik-pengisi suara (VO), pemeranan, dan proses editing.
Dewan Juri Vedy Santoso mengungkapkan, secara umum para peserta kompetisi sudah cukup baik dalam menerjemahkan tema Pulihkan Alam Pulihkan Kemanusiaan menjadi sebuah film atau karya seni. Terutama untuk kategori fiksi karena pendekatan cerita yang dilakukan lebih beragam.
"Tetapi yang dokumenter, walaupun sudah bagus tetapi cenderung seragam mereka. Seragam dalam arti, masih kurang tepat menerjemahkan bagaimana membuat film dokumenter itu," tutur Vedy saat dihubungi NU Online melalui sambungan telepon, Selasa (10/8/2021).
Dijelaskan, proses pembuatan film dokumenter itu ada dua pendekatan yakni tokoh atau wacana. Namun, dari kedua hal ini, menurut Vedy, karya film yang dihasilkan masih cenderung lemah secara penokohan maupun wacana.
"Pendekatan tokoh berarti ada penguatan peran seorang tokoh, misalnya yang menjaga lingkungan, menjaga mangrove, budi daya mangrove. Kalau pendekatan wacana (para peserta) risetnya masih sangat rendah karena hanya mengambil dari internet. Ada yang gambarnya bagus tetapi data-datanya mengambil dari footage lain. Ini sayang banget," tutur Vedy.
Sedangkan film kategori fiksi, teknik story telling atau alur ceritanya harus menarik. Menurut Vedy, film yang baik itu dapat dengan mudah meyakinkan penonton agar percaya bahwa adegan yang diperankan benar-benar terjadi. Film yang baik juga ketika penonton mudah menangkap isi pesan dan ide cerita.
"Ada yang menggunakan pendekatan itu tapi eksekusi gambarnya agak kurang. Itu menarik (alur ceritanya), ringan secara pesan, tetapi secara eksekusi gambarnya agak kurang. Ada juga yang secara gambar bagus dan ceritanya sudah baik tapi dengan tema agak jauh. Karena ini kompetisi menggunakan tema maka sayang kalau jauh dari tema," terang Vedy.
Kepada seluruh peserta yang telah mengirimkan karya film terbaiknya, ia berharap agar terus berkarya. Sebab melalui karya itulah, seseorang dapat selalu hidup sepanjang masa. Sedangkan untuk para juara, diharapkan untuk tidak berhenti belajar karena kompetisi ini baru langkah awal.
Vedy menegaskan bahwa kampanye mencintai atau peduli terhadap lingkungan sekitar menjadi sangat penting dilakukan, terutama di masa-masa sekarang karena sedang terjadi perubahan iklim. Dibutuhkan pula kesadaran dari setiap individu manusia untuk mengubah cara dan gaya hidup menjadi lebih bertanggung jawab pada lingkungan.
"Sedangkan penggunaan film ini menjadi sangat efektif saat digunakan sebagai media kampanye menceritakan bagaimana menjalankan cara atau gaya hidup yang lebih bertanggung jawab dengan lingkungan," pungkas Vedy.
Adapun para juara kompetisi film pendek NU Online-BRGM adalah sebagai berikut
Kategori Dokumenter
Juara 1: Simbiosis (2021) karya Galih Cahyo Nugroho dkk dari Rumah Produksi GA Picture
Juara 2: Semangkuk Berkah (2021) karya Achmad Faishol dkk dari Rumah Produksi Hara Creative
Juara 3: Purun: Saksi Gambut (2021) karya Ariiq Septiawan Soeseno dkk dari Rumah Produksi GA Picture.
Juara Favorit 1: Kang nDalem (2021) karya Yusuf al Rasyid dkk
Juara Favorit 2: Merawat Alam (2021) karya Muhammad Burhanudin Arif dan Muhammad Hisyamuddin dari Rumah Produksi hanz.picture.
Kategori Fiksi
Juara 1: Thukul (2021) karya Ahmad Sidik An Naja dkk dari Rumah Produksi OB PICTURES (Omah Budaya).
Juara 2: Wakaf Cinta (2021) karya Abdul Razak Arifin dkk dari Rumah Produksi artincproduction.
Juara 3: Minus Pinus (2021) karya Robi’ul Ahsan dkk dari Rumah Produksi AIAT Production.
Juara Favorit 1: Nandur (2021) karya Ika Nuraini dkk dari Rumah Produksi PAC IPNU-IPPNU Kedungwuni.
Juara Favorit 2: Terdampar di Sini (2019) karya Sucipte Jamuhur dkk dari Rumah Produksi FLP NTB Pictures.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan