Inovasi Pendidikan Anak Usia Dini Muslimat NU Melalui Pesantren Ramadhan
Ahad, 5 Mei 2024 | 07:01 WIB
Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa saat halal bi halal di Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2024). (Foto: NU Onlin/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan kegiatan Pesantren Ramadhan dilakukan secara nasional dalam rangka menanamkan nilai-nilai positif pada generasi penerus bangsa. Langkah ini diinisiasi oleh Muslimat NU sebagai bagian dari upaya memperkuat fondasi moral dan spiritual generasi muda sejak usia dini.
"Muslimat NU menyebut kegiatan Pesantren Ramadhan yang dilangsungkan secara nasional setelah hanya diadakan di beberapa titik ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai positif pada anak-anak balita," ungkap Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa di Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2024).
Khofifah menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun rasa persaudaraan, kesatuan, serta menanamkan pemahaman akan pentingnya menjaga keberagaman dan toleransi sejak dini. Hal ini diharapkan dapat membentuk anak-anak sebagai generasi yang memiliki perspektif nusantara, menghormati perbedaan, dan menjunjung tinggi nilai moderasi.
“Harapannya anak-anak itu terbangun nilai-nilai persaudaraan, nilai-nilai kebersatuan, dan mereka bisa menjadi bibit-bibit bagaimana mereka menjaga bangsa ini melalui perspektif nusantara, perspektif keberagaman, perspektif saling menghormati, perspektif moderasi toleransi yang terbangun dari usia dini. Karena tidak semua berbasis sekolah,” jabarnya.
Dalam penjelasannya, Khofifah juga menyoroti jumlah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK ), dan Raudhatul Athfal (RA) yang tergabung dalam jaringan Muslimat NU. Dengan total ribuan lembaga pendidikan ini, Muslimat NU berkomitmen untuk terus menyediakan layanan berkualitas bagi anak-anak Indonesia dari berbagai lapisan masyarakat.
“Kalau TPQ, TPQ-nya Muslimat kira-kira 16.350-an. Kalau PAUD kira-kira 6.800-an. Kalau TK dan RA kira-kira 9.800-an,” paparnya.
Selain itu, dalam upaya memperjuangkan perdamaian dunia, Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menginisiasi pembentukan Komite Perempuan Indonesia untuk Perdamaian Dunia. Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen Muslimat NU dalam memobilisasi kekuatan perempuan Indonesia untuk menjadi agen perdamaian di tingkat global.
"Saya mengajak kekuatan Muslimat NU dan perempuan di Indonesia. Ini akan menjadi kekuatan yang menurut saya bisa menjadi pertimbangan dunia bagaimana sesungguhnya perempuan penyeru damai supaya suasana aman tentram lebih baik bagi seluruh dunia itu bisa lebih memberikan harapan kehidupan kemanusiaan," ujar Khofifah.