Klaten, NU Online
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Klaten menyayangkan suguhan sejumlah tayangan hiburan yang tidak mendidik di televisi. Celakanya, hiburan tidak mendidik itu dikonsumsi juga oleh pemirsa dari semua usia, terutama anak-anak.
<>
Keprihatinan ini dinyatakan Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Klaten Ahmad Saifuddin. “Saya prihatin dengan acara joget seperti program YKS. Ini secara tidak langsung mendidik anak untuk bermental sarkastik (ejekan kasar),” terang Saifuddin lulusan Fakultas Psikologi saat dihubungi NU Online, Rabu (5/2) malam.
Saifuddin yang kini menjabat sebagai guru BK SMK Baja Ceper menerangkan, acara itu sebut saja memberi hadiah kepada peserta yang memiliki joget paling bagus.
“Padahal, hadiah itu simbol sebuah penghargaan. Kalau menonton ini, anak-anak akan berpikir seolah joget yang seperti itu, sebuah hal yang baik,” tegas Saifuddin.
Saat dikaitkan dengan persoalan kebebasan berekspresi, Saifuddin menyetujuinya dengan catatan dibarengi tanggung jawab. “Media memiliki tanggung jawab secara etika atau moral,” imbuhnya.
Saifuddin mendesak dinas dan kementerian terkait untuk bertindak tegas. “Tentu saja melalui upaya penyadaran, pembinaan, atau penyuluhan tentang bahaya dan tidaknya acara-acara TV yang disertai contoh konkret dari efek negatif sehingga lebih mengena,” ujarnya.
Sebagai bentuk pencegahan lainnya, kementerian atau dinas terkait perlu memberdayakan permainan tradisional yang sarat nilai-nilai. “Dapat pula dengan ikut menggerakkan organisasi pemuda dan belajar untuk membina menggerakkan lembaga kesenian lokal untuk menciptakan hiburan yang sehat. Intinya mengarah mengarahkan ke manfaat yang positif,” pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)