Wakil Ketua Umum PBNU H Maksoem Mahfudz mengatakan, aktivitas dakwah Islam Nusantara dilakukan dengan damai dan mengalir. Di samping itu peralihan agama penduduk dari non-Muslim menjadi Muslim tidak mengubah sikap moderat mereka terhadap cagar budaya.
Demikian disampaikan H Maksoem di hadapan rombongan delegasi Yonsei University, The United Graduate School of Theology Korea Selatan di Gedung PBNU, Rabu (9/8) siang.
Pada kesempatan dialog di antara kedua pihak, H Maksoem mengatakan bahwa peralihan keyakinan masyarakat sekian ratus tahun lalu berjalan mengalir, wajar, dan suka rela. Penduduk Indonesia memeluk agama Islam tanpa paksaan.
Setelah menjadi Muslim, mereka tidak berubah menjadi reaktif dan eksklusif. “Hal ini sudah terbukti. Tidak sepotong batu candi Borobudur yang jatuh,” kata H Maksoem.
Ia mempersilakan rombongan Sekolah Tinggi Teologi di Korsel untuk mengunjungi penduduk di sekitar candi Borobudur.
“Silakan cek, adakah mereka beragama Budha? Mereka yang tinggal di sekitar candi sekarang ini mayoritas beragama Islam. Kalau pun ada yang beragama Budha, itu pun orang asing,” kata H Maksoem dalam bahasa Inggris.
Tampak hadir Wakil Ketua Umum PBNU H Maksoem Mahfudz, Wasekjen PBNU H Sulthon Fathoni, dosen Unusia Mh Nurul Huda.
Dalam pertemuan ini, rombongan STT di Korsel ini juga menanyakan kepada PBNU perihal teknik dakwah yang berlangsung ratusan tahun di Nusantara hingga membentuk wajah moderat seperti sekarang ini. (Alhafiz K)