Jawab Tantangan Global, Fakultas Islam Nusantara Unusia Gelar Simposium Nasional
Ahad, 2 Februari 2020 | 13:45 WIB
Simposium Nasional tentang Islam Nusantara akan digelar Unusia jelang muktamar ke-34 NU di Lampung. (Foto: Dok. Unusia)
Perbincangan mengenai Islam Nusantara terus meluas di dunia media sosial dan jagat akademik. Diskursus ini mulai meledak pasca Nahdlatul Ulama menjadikannya tema dalam Muktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur, 2015 silam. Namun, wacana tersebut belum tergali secara maksimal, terlebih jika dihadapkan pada beragam tantangan global.
Melihat hal tersebut, Fakultas Islam Nusantara (FIN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) akan menggelar simposium nasional dengan tema Islam Nusantara dan Tantangan Global.
“Penyelenggaraan simposium ini merupakan salah satu ikhtiar untuk mendiskusikan Islam Nusantara dalam merespons isu-isu Islam dan kebangsaan mutakhir serta menjawab tantangan global,” terang Ahmad Suaedy, Dekan FIN Unusia, Ahad (2/2).
Simposium ini, lanjutnya, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian persiapan acara Muktamar Pemikiran Islam Nusantara yang akan digelar menjelang Muktamar ke-34 NU di Lampung Oktober 2020 mendatang.
Simposium nasional bertema Islam Nusantara dan Tantangan Global ini akan diselenggarakan dua hari, Sabtu-Ahad, 8-9 Februari bertempat di Aula Gedung PBNU lantai 8, mulai pukul 13.00 WIB.
Sebagai sebuah kajian, Islam Nusantara harus mampu menjawab beragam tantangan global, termasuk keumatan dan kebangsaan. Islam Nusantara tertantang untuk ikut menjawab berbagai tantangan kemanusiaan, kerusakan, perubahan iklim, dan agama.
Pasalnya, sampa hari ini, wacana Islam Nusantara yang berkembang terbilang masih berkutat dalam kajian-kajian keislaman, kebudayaan, dan kebangsaan. Tantangan kompleks dunia kini menuntut partisipasi semua kelompok dan bangsa.
"Kami ingin berpartisipasi dengan memberikan sumbangan pemikiran dan aksi. Isu-isu penting mutakhir seperti ketidakadilan yang menyentuh langsung nasib rakyat, seperti agraria, perubahan iklim, ekses pembangunan, urbanisasi, serta sektor-sektor mayoritas masyarakat seperti petani, nelayan, dan buruh akan menjadi topik pembicaraan di forum ini,” katanya.
Tema-tema yang belum tersentuh itulah yang akan menjadi bahasan dalam simposium yang akan diisi oleh para pakar di bidangnya masing-masing, antara lain KH Said Aqil Siroj, KH Yahya Cholil Staquf, Prof Azyumardi Azra, Fachry Ali, KH Ng Agus Sunyoto, Susanto Zuhdi, dan Ahmad Suaedy.
Di samping itu, simposium yang terbuka untuk umum ini akan dibagi dalam empat diskusi panel. Pertama, pembahasan mengenai sumber-sumber tekstual material dan otoritas keagamaan dalam Islam Nusantara yang akan diisi oleh Oman Fathurahman, Ulil Abshar Abdalla, Ali Akbar, dan Syafiq Hasyim.
Kedua, diskusi mengenai perspektif Islam Nusantara tentang Minoritas, Disabilitas, dan Perempuan yang akan diisi oleh Imam Azis, Badriyah Fayumi, Bahrul Fuad, dan Najib Burhani.
Panel ketiga membahas perspektif Islam Nusantara tentang Agraria, Pertanian, dan Climate Change. Tema ini akan didiskusikan oleh Mochammad Maksum Machfoedz, Moh Sohibuddin, Idham Asyad, Muhammad Ery Wijaya, dan Mahmud Syaltout.
Adapun panel keempat akan mendiskusikan perspektif Islam Nusantara tentang Filantropi, Keadilan, dan Pengentasan Kemiskinan. Topik ini akan dibahas oleh KH Masdar Farid Masudi, M Ali Yusuf, Amelia Fauzia, Ah. Maftuchan, dan Berli Martawardaya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Musthofa Asrori