Nasional

Jenderal Rusia Fanil Sarvarov Tewas Akibat Ledakan Bom Mobil di Moskow

Selasa, 23 Desember 2025 | 18:30 WIB

Jenderal Rusia Fanil Sarvarov Tewas Akibat Ledakan Bom Mobil di Moskow

Foto mobil Jenderal Fanil Sarvarov yang meledak di Moskow (SS Video Reuters)

Jakarta, NU Online

Kepala Direktorat Pelatihan Operasional di Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Letnan Jenderal Fanil Sarvarov, dinyatakan tewas akibat ledakan bom mobil di Moskow Selatan pada Senin pagi (22/12/2025) waktu setempat.


Kantor Berita Rusia TASS News melaporkan bahwa sebuah mobil yang terparkir telah meledak di Jalan Yasenevaya Nomor 12 sekitar pukul 7:00 pagi waktu Moskow. Menurut penyelidikan, mobil tersebut meledak akibat adanya sebuah bom yang ditanam di bawahnya.


Juru Bicara Komite Investigasi Rusia Svetlana Petrenko menyampaikan bahwa para penyidik ​​masih terus menyelidiki beberapa motif terkait serangan tersebut. Ia menyatakan adanya dugaan kejahatan terorganisir dari Intelejen Ukraina.


"Salah satu kemungkinannya adalah kejahatan tersebut diorganisir oleh Badan Intelejen Ukraina," ujar Petrenko.


Reuters melaporkan bahwa tidak ada komentar resmi dari Ukraina. Namun, Myrotvorets, sebuah situs web Ukraina tidak resmi yang menyediakan basis data orang-orang yang digambarkan sebagai penjahat perang atau pengkhianat, memperbarui entri tentang Sarvarov. Web tersebut menyatakan bahwa pria berusia 56 tahun itu telah dilikuidasi.


Sejumlah tokoh militer Rusia dan pendukung terkemuka perang Moskow di Ukraina juga telah dibunuh selama konflik yang berlangsung hampir empat tahun. Terkait itu, intelijen militer Ukraina mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas sejumlah serangan tersebut.


Di antara yang tewas dalam pemboman mobil sebelumnya di wilayah Moskow dan sekitarnya adalah seorang anggota senior Staf Umum; Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologi, dan Kimia Rusia; dan putri dari seorang tokoh nasionalis Rusia terkemuka.


Melansir The Guardian, Fanil Sarvarov merupakan Jenderal yang mengawasi pelatihan tempur dan kesiapan angkatan bersenjata Rusia dalam perang di Ukraina. Ia memiliki pengalaman luas dalam perang pasca-Soviet Kremlin. Ia juga ikut serta dalam kedua perang Chechnya dan kemudian berperan dalam mengorganisir intervensi militer Rusia tahun 2015-2016 di Suriah.


Dmitry Peskov, Juru Bicara Kremlin, menyatakan bahwa kematian Sarvarov merupakan pembunuhan yang mengerikan. Pejabat dan tokoh-tokoh pro-perang terkemuka turut menyerukan pembalasan cepat atas serangan tersebut, salah satunya Andrey Kolesnik, anggota komite pertahanan Duma.


“Kita perlu mengidentifikasi dan melenyapkan seluruh rantai pelaku operasi tersebut. Saya rasa mereka sama sekali tidak perlu ditawan, mereka seharusnya langsung dimusnahkan di tempat, seperti yang dilakukan terhadap teroris,” kata Andrey.


Selain itu, Starshe Eddy, seorang blogger pro-perang yang terkenal, juga menyerukan agar Moskow meargetkan para pejabat Ukraina.


“Yang pertama penghancuran target di wilayah musuh, kemudian secara signifikan menguranginya. Lalu beri aparat keamanan kita ruang bernapas agar mempermudah pekerjaan mereka. Target-target ini, tentu saja, termasuk tokoh-tokoh militer dan politik musuh,” tulisnya di Telegram.


Namun hingga saat ini, Ukraina belum mengaku bertanggung jawab atas insiden bom mobil tersebut.


Dilaporkan bahwa Badan intelijen Ukraina telah menargetkan puluhan perwira militer Rusia dan pejabat yang ditunjuk Rusia sejak awal perang. Hal tersebut dikarenakan Intelejen Ukraina menuduh mereka terlibat dalam kejahatan perang. 


Hanya ada sedikit informasi terkait adanya sel-sel perlawanan Ukraina yang beroperasi secara diam-diam di balik pembunuhan dan serangan terhadap infrastruktur militer di dalam Rusia dan wilayah yang dikuasai Rusia.