Jakarta, NU Online
Sejumlah pondok pesantren Nahdlatul Ulama yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia direncanakan kembali membuka kegiatan belajar mengajar. Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan saran dan masukan para kiai yang menginginkan pesantren aktif kembali dengan kesiapan sarana prasarana protokol kesehatan Covid-19.
Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) KH Abdul Ghaffar Rozin optimis akan aman jika pesantren bisa berdisiplin mematuhi semua protokol tatanan normal baru secara bertahap.
Menurutnya, sudah ada 45 pesantren yang menyatakan diri segera membuka lagi kegiatan pengajian berdasarkan protokol kesehatan yang telah ditentukan salah satunya pesantren Genggong di Probolinggo, Jawa Timur.
“Selama ini respons pihak pesantren kepada panduan protokol kesehatan di pesantren yang diedarkan RMI sangat positif,” kata Gus Rozin, sapaan KH Abdul Ghaffar Rozin kepada NU Online, Selasa (3/6).
Ia menjelaskan, banyak pesantren yang dinaungi RMINU telah memenuhi syarat protokol kesehatan Covid-19, misalnya tersedia sarana prasarana protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti tempat cuci tangan, masker, hand sanitizer dan cairan disinfektan. Pun dengan komitmen menjaga jarak dan membatasi aktivitas yang melibatkan banyak santri, semuanya telah diperhitungkan.
“Pesantren berharap bisa aktif, tapi semua pesantren memahami bahwa kondisinya adalah pandemi karena itu pesantren siap melakukan new normal. Saya kira new normal ini kan sesuatu yang baru bagi pesantren. Saya optimis pesantren-pesantren itu mampu melaksanakan new normal secara bertahap,” tuturnya.
Bagi Gus Rozin, pesantren bisa lebih kreatif dan mandiri beradaptasi dengan tatanan normal baru. Karena itu semua protokol kegiatan yang diedarkan RMI PBNU bukan dalam rangka mengatur pesantren untuk membuka kembali kegiatan belajar mengajar tetapi RMI PBNU hanya memberikan pertimbangan untuk para kiai dan pemilik pesantren.
“Yang juga penting disampaikan bahwa pesantren-pesantren yang segera aktif itu sangat sadar potensi risiko itu sehingga hampir semuanya itu berusaha menjalankan protokol berkegiatan di tengah pandemi Covid-19 baik itu mengikuti yang dari RMI maupun dari yang lain,” katanya.
Bagi pesantren-pesantren yang belum siap melaksanakan protokol kesehatan, sambung Gus Rozin, RMINU tetap merekomendasikan untuk menunda dulu dan memperpanjang ta'lim di rumah.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Abdullah Alawi