Daerah

Curhat Santri di Balik Pandemi Covid-19: Kami Sangat Rindu Pesantren

Senin, 1 Juni 2020 | 06:00 WIB

Curhat Santri di Balik Pandemi Covid-19: Kami Sangat Rindu Pesantren

Salah seorang santri Pondok Pesantren Al-Ghazali Tambakberas, Jombang, Jawa Timur Rofiq Hidayat. (Foto: Istimewa)

Jombang, NU Online
Masa pandemi Covid-19 telah mengubah beragam aktivitas masyarakat yang lazim dilakukan sebelum pandemi. Begitu juga di lingkungan pesantren. Berbagai proses pembelajaran harus dilakukan dari jarak jauh karena pesantren 'terpaksa' harus memulangkan para santrinya.
 
Di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur misalnya, terhitung kurang lebih sudah dua hingga tiga bulanan para santri telah dipulangkan. Hal ini dilakukan pesantren karena ada kekhawatiran akan wabah Covid-19 kian meluas hingga merambah ke pesantren.
 
Namun, di balik libur panjang santri, sesungguhnya mereka sudah rindu akan aktivitas-aktivitas di pesantrennya. mereka ingin segera bisa kembali ke pesantren bertemu dengan pengasuh, ustaz, teman-temannya, dan mengikuti kegiatan-kegiatan pesantren seperti ngaji, sekolah, dan seterusnya.
 
"Kami rindu ingin kembali ke pondok, sangat ingin berkumpul kembali dengan teman-teman santri ngaji dan belajar bareng," kata salah seorang santri Pesantren Al-Ghazali Tambakberas, Rofiq Hidayat kepada NU Online, Senin (1/6).
 
Santri asal Brebes, Jawa Tengah ini adalah salah satu pengurus pondok yang bertugas melayani para santri. Karena itu, selama di pondok ia lebih banyak berinteraksi langsung dengan para santri. Misalnya menyampaikan amanah pengasuh untuk kemudian disampaikan kepada santri, mengkoordinir santri saat tiba jadwal mengaji, dan sebagainya.
 
"Di sisi lain saya sebagai anak ndalem dan pengurus pondok yang terbiasa melayani anak-anak santri rindu akan candaan dan kebersamaannya," ujar Rofiq sapaan akrabnya.
 
Selama di rumah, ia mengaku waktunya banyak digunakan untuk membaca buku, kitab, ngaji Al-Qur'an, dan membantu orang tua. Ia berupaya memanfaatkan waktu liburnya dengan sebaik mungkin. "Kegiatan sehari-hari saya biasannya membantu orang tua baik dari nyuci baju bersih-bersih, nderes buku dan Al-Qur'an," ucapnya.
 
Sementara itu, Pengurus Pesantren Al-Ghazali, Syafiuddin mengemukakan, pihak pesantren belakangan ini sudah mengeluarkan surat edaran (SE) terkait waktu kembalinya santri ke pondok. Di samping itu juga pesantren juga tengah merumuskan teknis proses kembalinya santri. Prinsipnya, kata dia, santri harus dipastikan bebas dari Covid-19 sebelum kembali ke pesantren.
 
"Menurut edarannya tanggal 1 Juli kembali dan tanggal 2 Juli memulai ajaran baru," tuturnya.
 
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Muhammad Faizin