Inspirasi usaha 'Wedang Sari' muncul karena pandemi Covid-19 sementara ramuan rempah-rempah dapat menambah imunitas tubuh. (Foto: dok istimewa)
Malang, NU Online
Dunia kewirausahaan digital semakin menjamur di era globalisasi sekarang ini. Munculnya kewirausahaan digital membuka peluang bagi anak-anak muda dari berbagai daerah, tidak hanya di kota besar, untuk terjun ke dunia bisnis.
Muhammad Fathurrozaq, salah satunya. Kader Pengurus Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Trenggalek tersebut mengembangkan merek 'Wedang Sari'. Untuk gudang dan pengepakan ia menggunakan ruang kontrakan berukuran 20x10 meter di Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.
Dengan senyum ramah, Fathurrozaq menyambut kedatangan NU Online pada Ahad (18/7/2021) lalu. Fathur mengakui jiwa wirausahanya semakin terasa setelah mengikuti Pesantren Digital 1.0 atau Internet Markerter Nahdlatul Ulama (IMNU). Program tersebut berupa pelatihan intensif Internet Marketing selama dua bulan di Tangerang, Banten beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, latar belakang memilih produk 'Wedang Sari' karena saat itu awal pandemi Covid-19 masuk di Indonesia. Ia mendengar beberapa ramuan yang mengandung rempah-rempah, dapat menciptakan imunitas tubuh. Karena itu, dalam produknya banyak sekali rempah-rempah khas Nusantara. Ada teh, jahe, cengkeh, kapulogo, sere, secang.
Bahan-bahan tersebut selain mudah didapatkan di Trenggalek, juga banyak khasiat manfaatnya untuk tubuh. Saat ini, pemenuhan bahan-bahan masih bekerjasama dengan pihak kedua. Kedepan bisa diolah sendiri dengan dibantu tenaga tambahan.
"Ke depan, ditargetkan bisa mengambil dari petani-petani Trenggalek, sehingga dapat memakmurkan petani," ujar pria lulusan Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini.
Sejauh ini, jumlah karyawan yang diberdayakan sudah ada enam orang. Pengemasan dilakukan di rumahnya Desa Senden, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek. Dua di antaranya sebagai konten kreator dan tim media, empat sisanya warga sekitar rumah.
Rozak, sapaan akrabnya mengaku, jumlah omzet tidak menentu di setiap bulan. Jika sedang ramai pesanan bisa tembus Rp10 juta. Sewaktu sepi permintaan hanya di kisaran 5-6 juta rupiah.
Untuk menjangkau pelanggan digital, ia memasarkan produknya melalu facebook ads. Total biaya yang dikeluarkan sekitar Rp100 ribu per hari. Ia menjelaskan, jumlah tersebut sebanding dengan orderan yang kemungkinan didapat lebih besar.
Sasaran produk 'Wedang Sari' adalah orang dewasa, dan daerah perkotaan. "Paling sering wilayah Jabodetabek, Mas. Menyasar umur 30 tahun ke atas," ungkap Koordinator Bidang Dakwah PC IPNU Kabupaten Trenggalek tersebut.
"Pernah sekali ada yang pesan dari Malaysia dan Hong Kong," imbuhnya.
Menggunakan facebook ads harus mengikuti berbagai ketentuan. Menurutnya ia pernah mengalami diblokir sepihak. Namun, dirinya tidak pernah berhenti dan berputus asa dengan hambatan tersebut. Bangkit, terus mencoba dan berani mengambil risiko adalah kunci baginya.
Ditanya soal doktrin, Rozak menuturkan masih teringat baiat kegiatan Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) di Pantai Bohay Kabupaten Probolinggo. Salah satu poin penting pada pembaiatan tersebut adalah dalam menyongsong satu abad NU ada dua poin yang harus dimasifkan.
"Dua hal yang saya ingat Mas pada saat tajdidul baiat, kader NU harus melek media dan perkuat perekonomian," pungkas pria yang juga santri Pondok Pesantren Sabilur Rosyad asuhan KH Marzuqi Mustamar ini.
Kontributor: Madchan Jazuli
Editor: Kendi Setiawan