Peneliti Ahli Abdurrahman Wahid Center Universitas Indonesia Tony Doludea melihat ada kesamaan langkah taktis politik Gus Dur dengan teori Politics of Friendship yang dikemukakan oleh Jacques Derrida, seorang filsuf posmodernisme Perancis.
“Sekalipun terhadap musuh yang menyakiti kita, kita harus kasihi,” katanya menjelaskan inti politik persahabatan ala Gus Dur pada diskusi The Politics of Friendship: Gus Dur dan Derrida yang digelar di Pojok Gus Dur, gedung PBNU lantai 1, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (18/12).
Dosen Universitas Kristen Papua itu mencontohkan, Gus Dur memaafkan mereka yang menjatuhkannya dari kursi presiden secara inkonstitusional. Meski ia sendiri, katanya dalam suatu acara di televisi, tidak akan melupakannya.
Gus Dur juga lanjutnya, melindung Dorce Gamalama, seorang artis yang memilih untuk menjadi perempuan (transgender), dari gangguan sekelompok orang.
Oleh karena itu, tema ini penting disampaikan dan didiskusikan saat ini mengingat konteks sekarang marak ujaran kebencian sehingga membuat bangsa ini tidak nyaman. Gara-gara politik, masyarakat jadi berkelahi.
“Gus Dur telah meneladankan kepada kita nilai-nilai friendship,” terangnya. (Syakir NF/Muhammad Faizin)