Kebuntuan Karya Tulis ASN, Direktur GTK Kemenag Berkomitmen Tingkatkan Kompetensi Guru
Rabu, 24 Maret 2021 | 23:10 WIB
Jakarta, NU Online
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kementerian Agama RI Muhammad Zain mengatakan, tugas institusi yang dipimpinnya adalah memfasilitasi para guru. Baik terkait peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan mereka.
"Terkait pemenuhan karya tulis ilmiyah guru, tugas GTK adalah memberi fasilitasi kepada mereka. Sebab, habit (kebiasaan) guru lebih banyak berdiri di kelas untuk mendidik dan mengajar. Sedang tugas menulis dan kepenelitian adalah tugas berikutnya yang juga penting untuk peningkatan karier mereka," kata Muhammad Zain kepada NU Online, Rabu (24/3).
Para guru tersebut, lanjut Zain, sejatinya dikasih pelatihan academic writing, sejumlah program peningkatan kompetensi, memperkuat Kelompok Kerja Guru Mata Pelajaran (KKGMP), klinik jurnal, dan lain-lain.
"Menurut saya, itu jauh lebih penting. Dan ke depan, guru-guru kita dapat menelorkan karya-karya yang otentik," harap pria asal Mandar, Sulawesi Barat ini.
Saat ditanya tanggapannya tentang kasus plagiasi karya tulis ilmiah yang dilakukan oleh oknum guru ASN seperti diberitakan sebelumnya, Zain menegaskan, dalam dunia akademik, plagiat itu tidak ada ampun.
"Saya pribadi tidak memberi toleransi terhadap kasus tersebut. Itu sangat memalukan dalam dunia pendidikan. Tetapi, tidak perlu dibesar-besarkan. Hal yang utama adalah memberi fasilitasi kepada mereka," ujar doktor Studi Islam jebolan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 2007 ini.
Pihaknya mengatakan lebih fokus kepada pembelaan hak semacam pemberdayaan para guru. "Jadi, saya pada posisi membela dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan guru untuk peningkatan kompetensi mereka," tegas pria yang pernah mengemban amanah sebagai Sekretaris LPTNU masa khidmah 2010-2015.
Zain menambahkan, kehadiran GTK Madrasah justru hendak memuliakan para guru. Selain itu, pihaknya harus hadir untuk memberi perlindungan kepada para pahlawan tanpa jasa itu.
"Kita hadir untuk memuliakan mereka. Bahkan, kita harus hadir untuk memberi perlindungan kepada guru-guru kita, tanpa kecuali," sambung mantan Kepala Puslitbang LKKMO Balitbang Diklat Kemenag ini.
Sebelumnya diberitakan Kasubdit Bina Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Raudlatul Athfal (RA) Ditjen Pendis Kemenag RI, Siti Sakdiyah, mengungkapkan masih ada temuan manipulasi karya tulis untuk kenaikan pangkat ASN yang mengajukan kenaikan pangkat di lembaganya banyak yang tidak lulus karena terganjal oleh karya tulis ilmiah.
"Padahal, karya tulis ilmiah merupakan unsur sangat penting. Jika tidak terpenuhi, maka jenjang karir ASN tersebut akan stag (stagnasi/mandek)," kata Siti Sakdiyah, Selasa (23/3).
Dia melanjutkan, masih ada saja oknum yang mencoba untuk memanipulasi karya ilmiah yang diajukan untuk kenaikan pangkat. Sakdiyah pun memaparkan beberapa temuan yang ia jumpai saat melakukan penilaian karya tulis ilmiah yang diajukan pegawai sebagai syarat kenaikan pangkat.
Sementara dalam kenaikan pangkat ASN banyak terkendala persyaratan karya tulis. Dalam Pelatihan Artikel Ilmiah untuk Jurnal bertema Ikatlah Ilmu dengan Tulisan yang diselenggarakan secara virtual Kerja Sama Kementerian Agama RI dan Jurnal Madaris Direktorat GTK Kemenag RI, Sabtu (20/3) terungkap dalam proses kenaikan pangkat pegawai di beberapa tingkatan golongan, Aparatur Sipil Negara (ASN) diwajibkan memenuhi persyaratan berupa karya tulis.
Persyaratan ini banyak menjadi kendala bagi ASN untuk naik pangkat, sehingga banyak ASN yang mandek pada level kepangkatan tertentu karena kurangnya kompetensi dan minat dalam menulis.
Beberapa oknum yang ingin menempuh jalan pintas, memaksakan diri untuk mengajukan kenaikan pangkat melalui cara yang kurang terpuji. Di antaranya melakukan tindakan plagiat atau mengambil karya tulis orang lain. Modus lain yang digunakan seperti meminta pihak ketiga untuk membuatkan karya tulis atas nama dirinya dan digunakan untuk kepentingan kenaikan pangkat.
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Kendi Setiawan