Kecam Aksi Teror di Sigi, PBNU: Kekerasan Bukan Ciri Islam Rahmatan lil 'Alamin
Ahad, 29 November 2020 | 09:20 WIB
PBNU menegaskan bahwa perilaku yang mengandung unsur kekerasan bukanlah merupakan ciri Islam yang Rahmatan lil 'Alamin. (Foto: NU Online/Fathoni)
Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) HA Helmy Faishal Zaini mengecam keras aksi teror berupa tindakan pembunuhan satu keluarga disertai pembakaran rumah di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, pada Sabtu (28/11) kemarin.
Mencermati tragedi biadab yang melukai rasa kemanusiaan banyak pihak tersebut yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Helmy menegaskan bahwa kekerasan apalagi sampai menimbulkan korban jiwa bukanlah merupakan ciri Islam Rahmatan lil 'Alamin.
"(PBNU) mengecam segala bentuk dan tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap memiliki perbedaan. Perilaku yang mengandung unsur kekerasan bukanlah merupakan ciri Islam yang Rahmatan lil 'Alamin," tegasnya, Ahad (29/11).
Selengkapnya, PBNU menegaskan sejumlah pernyataan sikap sebagai berikut:
Pertama, mengecam segala bentuk dan tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap memiliki perbedaan. Perilaku yang mengandung unsur kekerasan bukanlah merupakan ciri Islam yang Rahmatan Lil alamin.
Kedua, mendesak pemerintah Indonesia dan aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas atas pristiwa tersebut dan menangkap pelaku kekerasan yang terlibat. Kami percaya aparat akan bekerja secara maksimal dan profesional.
Ketiga, mengajak segenap pemuka agama untuk proaktif dalam mengampanyekan gerakan melawan ektremisme dan radikalisme. Tokoh agama memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan-pesan menyejukkan.
Keempat, mengimbau Kepada Masyarakat dan segenap warga untuk tetap tenang dan tidak teprovokasi sehingga melakukan hal-hal yang justru dapat memperkeruh suasana. Kita serahkan proses pengusutan sepenuhnya kepada aparat keamanan.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan