Nasional

Kemenag Optimis Pesantren Jadi Kekuatan Ekonomi Baru Indonesia

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:30 WIB

Kemenag Optimis Pesantren Jadi Kekuatan Ekonomi Baru Indonesia

Ilustrasi pondok pesantren. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Kementerian Agama (Kemenag) semakin yakin bahwa pesantren di Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi baru yang signifikan. Program Kemandirian Pesantren yang diluncurkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada 2021 telah menunjukkan progres positif. Program ini tidak hanya memperkuat kemandirian pesantren, tetapi juga memberikan dampak langsung pada perekonomian nasional.


Keyakinan ini disampaikan oleh Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Mastuki, saat membuka acara Soft Launching Expo Kemandirian Pesantren di Trans Studio Mall Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/10/2024). Menurutnya, pesantren memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi kekuatan ekonomi baru di Indonesia.


"Saya yakin dan optimis, tidak perlu lama lagi pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia akan menjadi potensi yang aktual bagi penguatan ekonomi. Bukan hanya untuk ekonomi pesantren, tetapi juga untuk ekonomi Indonesia secara keseluruhan," ungkap Mastuki di hadapan para peserta expo.


Mastuki menjelaskan bahwa program Kemandirian Pesantren bertujuan untuk menguatkan basis ekonomi pesantren melalui inkubasi bisnis yang didukung oleh Kemenag. Pesantren, dengan keragaman dan keunikannya, merupakan salah satu potensi luar biasa yang dimiliki Indonesia.

 

"Karena begitu besar potensi yang ada, pesantren adalah ikon dari ekosistem yang terbangun di Indonesia. Bukan hanya terkait dengan pendidikan, yang merupakan core business-nya, tetapi pesantren juga tampil sebagai kekuatan ekonomi," ujarnya.


Program ini dirancang untuk menciptakan kemandirian ekonomi bagi pesantren, dengan harapan bahwa dalam lima tahun ke depan, bisnis pesantren dapat menjadi pilar penting dalam ekonomi nasional. Mastuki menegaskan pentingnya konsistensi dalam menjalankan program ini untuk mencapai hasil yang optimal.

 

"Jika dijalankan secara konsisten, saya yakin pesantren akan muncul sebagai kekuatan bisnis baru yang signifikan," tambahnya.


Keikutsertaan 51 booth pesantren dalam expo yang diadakan di Trans Studio Mall Bandung merupakan langkah penting untuk memperkenalkan produk-produk pesantren kepada pasar yang lebih luas.

 

"Lokasi expo ini sangat strategis karena Trans Studio Mall adalah salah satu pusat ekonomi di Jawa Barat. Ini memberikan kesempatan bagi pesantren untuk bersaing dan memperluas jangkauan pasar mereka," kata Mastuki.


Pesantren di Indonesia dikenal memiliki fondasi kuat dalam nilai-nilai Islam dan keilmuan fiqih. Namun, menurut Mastuki, hal ini justru menjadi keunggulan dan daya tarik tersendiri dalam dunia bisnis.

 

"Orang melihat pesantren sebagai basis nilai-nilai Islam yang kuat, tetapi ini yang menjadi keunikan. Keunikan inilah yang biasanya menjadi kekuatan. Di mana-mana, kalau sama itu sudah biasa, yang berbeda justru akan menarik perhatian," jelasnya.


Ia mendorong para peserta expo untuk terus mengembangkan keunikan dari bisnis pesantren, baik dari segi branding, produk, maupun segmen pasar. "Ini era kolaborasi, jangan berjalan sendiri-sendiri. Mari kita tunjukkan bahwa pesantren memiliki kekuatan ekonomi yang unik dan dapat diperhitungkan," ajaknya.


Expo Kemandirian Pesantren ini juga merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri 2024 yang berlangsung dari 8 hingga 12 Oktober 2024. Kegiatan ini tidak hanya sekadar pameran, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan berbagi pengalaman antar penerima bantuan inkubasi bisnis pesantren.


Tim Ahli Program Kemandirian Pesantren, Darma Rika Swaramarinda, menyampaikan bahwa expo ini diikuti oleh total 55 booth, dengan 51 booth di antaranya merupakan produk bisnis pesantren. Menurutnya, expo ini bukan hanya acara seremonial, tetapi kesempatan untuk memperkuat jejaring dan memperluas pasar.


"Melalui expo ini, kami berharap dapat memperkuat jejaring antar pesantren, sekaligus memperkenalkan produk-produk dan inovasi pesantren kepada masyarakat yang lebih luas. Ini adalah momentum bagi pesantren untuk menunjukkan bahwa produk mereka memiliki daya saing di pasar yang lebih besar," ujar Rika


Rika menambahkan bahwa expo ini menjadi kesempatan bagi pesantren untuk keluar dari lingkup lokal dan merambah pasar yang lebih luas.

 

"Produk-produk pesantren selama ini banyak dikenal di sekitar lingkungan pesantren, namun dengan expo ini, harapannya mereka bisa dikenal lebih luas lagi dan dapat bersaing di pasar yang lebih besar," pungkasnya.


Expo ini merupakan bukti nyata bahwa pesantren bukan hanya pusat pendidikan, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai pusat ekonomi baru. Dengan dukungan Kemenag dan kolaborasi antar pesantren, program Kemandirian Pesantren diharapkan mampu mendorong pesantren menjadi pemain utama dalam perekonomian nasional.