Kemesraan Tokoh NU-Muhammadiyah di Panggung Mata Najwa, Penuh Humor dan Tawa
Kamis, 17 November 2022 | 17:00 WIB
Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof H Abdul Mu'ti menampilkan kemesraannya di panggung Mata Najwa edisi Merawat Indonesia, Rabu (16/11/2022).
Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa dan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof H Abdul Mu'ti menampilkan kemesraannya di panggung Mata Najwa edisi Merawat Indonesia, Rabu (16/11/2022).
Kemesraan itu ditunjukkan dengan saling melempar humor dan menghasilkan tawa gemuruh hadirin yang didominasi para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Baik Kiai Zulfa maupun Prof Mu'ti, merupakan sosok yang kerap melucu pada setiap kesempatan. Bahkan, Prof Mu'ti telah menerbitkan buku berjudul Guyon Maton: Lucu Bermutu ala Muhammadiyin.
Prof Mu'ti mematahkan stigma bahwa orang Muhammadiyah itu cenderung serius dan susah untuk melucu seperti orang NU.
Namun, di hadapan Najwa Shihab dan Kiai Zulfa, Prof Mu'ti tetap mengakui kalau NU sangat kaya dengan ekspresi kultural. Salah satunya, kata Prof Mu'ti orang NU sangat rajin membaca shalawat.
"Saya kalau diundang pengajian NU, mau naik ke podium itu langsung 'allahumma shalli ala muhammad', itu artinya silakan naik," kata Prof Mu'ti disambut tawa gemuruh hadirin, begitu pun Najwa Shihab dan Kiai Zulfa yang ikut tertawa terbahak-bahak.
Selain itu, lanjut Prof Mu'ti, tradisi kultural NU yang lain adalah saat sebuah acara pengajian sudah selesai dan berkat sudah selesai dibagikan, maka akan ada seseorang yang mengucap shalawat 'allahumma shalli ala muhammad'.
Baca Juga
Muhammadiyah Ormas Lucu, tapi....
"(Shalawat) itu artinya ayo kita pulang," katanya. Lagi-lagi mengundang tawa.
Lebih lanjut, Prof Mu'ti bercerita pernah punya teman kuliah seorang Nahdliyin yang menyanyi dangdut disisipi shalawat. Lagu dinyanyikan adalah milik Ona Sutra Nasution.
"Dia nyanyi gini: nostalgia masa berpcaran, allahumma shalli alaih, sama dengan mahalul qiyam begitu," katanya, sembari tertawa.
Lantaran sering melucu, Prof Mu'ti merasa sebagai kelompok minoritas di lingkungan Muhammadiyah. "Karena orang Muhammadiyah itu rata-rata serius. Bahkan melucunya serius," katanya.
Menanggapi Prof Mu'ti, Kiai Zulfa menegaskan bahwa agama itu menggembirakan. Menurut Kiai Zulfa, humor-humor yang ada di NU, terutama di lingkungan pesantren adalah sesuatu yang alamiah. Ia kemudian menyebut Prof Mu'ti sebagai orang yang tersesat di jalan yang benar.
"Menurut saya Prof Mu'ti adalah orang yang tersesat di jalan yang benar. Beliau itu lebih pantas jadi pengurus NU sesungguhnya daripada pengurus Muhammadiyah," kata Kiai Zulfa, mengundang tawa Najwa Shihab, Prof Mu'ti, dan hadirin.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad