Kemuliaan Malam Nisfu Sya’ban yang Penuh Keberkahan bagi Umat Islam
Ahad, 18 Februari 2024 | 21:00 WIB
Habib Umar bin Hamid Al-Jailani dalam acara Haul Akbar Jakarta di Masjid Istiqlal, Ahad (18/2/2024) pagi. (Foto: tangkapan layar)
Jakarta, NU Online
Salah satu keistimewaan bulan Sya’ban adalah karena di dalamnya terdapat malam Nisfu Sya’ban. Pada malam itu, Allah tidak akan menolak doa para hamba-Nya dan akan menerima semua hamba yang menghadap kepada-Nya. Allah juga akan memandang umat Islam dengan penuh keberkahan karena Nisfu Sya’ban adalah malam yang penuh kemuliaan.
Hal itu disampaikan Habib Umar bin Hamid Al-Jailani dari Makkah, Arab Saudi yang diterjemahkan oleh Habib Mushtofa Al-Hamid saat memberikan mauidhoh hasanah pada kegiatan Majelis Dzikir Maulidurrasul dan Haul Akbar Jakarta di Masjid Istiqlal, Jl Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat, pada Ahad (18/2/2024).
“Dulu para Tabiin selalu menghidupkan malam-malam yang mulia, terutama di malam Nisfu Sya’ban dengan berzikir, doa, bermunajat dengan penuh kekhusyukan kepada Allah. Karena Allah akan memandang kepada hati umatnya hajat apa pun, dosa sebesar apa pun, permintaan bagaimana pun, Allah akan memberikannya kepada umatnya,” ujar Habib Umar bin Hamid Al-Jailani.
Habib Umar berpesan agar umat Islam mampu memperhatikan malam-malam yang mulia, terutama malam Nisfu Sya’ban dengan memakmurkan masjid-masjid dan mengisi rumah ketika malam dengan doa dan munajat. Sebab malam itu memiliki kemuliaan yang sangat besar dan Allah akan menerima doa-doa hamba-Nya.
Lailatul Qadar dan Ramadhan
Habib Umar juga menjelaskan, bulan Sya’ban merupakan gerbang Ramadhan yang sebentar lagi akan memasuki musim kebaikan. Di bulan itu, Allah menurunkan hidangan berupa aktivitas yang penuh kebaikan.
Karena itu, Habib Umar bin Hamid menegaskan bahwa umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan atau orang tua dan anak-anak untuk mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan.
“Di bulan Ramadhan, ada malam Lailatul Qadar yang lebih utama dari seribu bulan. Barangsiapa mendapatkan malam Lailatul Qadar, maka ia seperti telah beribadah kepada Allah selama seribu tahun. Ini adalah malam mulia yang Allah berikan kepada umat Islam,” ungkap Habib Umar.
Habib Umar mengungkapkan bahwa Nabi Muhammad mengatakan, barangsiapa yang bangun di malam Lailatul Qadar atas dorongan keimanan dan percaya dengan pahala yang besar, maka Allah akan mengampuni hamba-Nya. Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena dorongan keimanan dan percaya pahala yang besar, maka Allah akan mengampuninya.
Lebih lanjut, Habib Umar menjelaskan bahwa Allah menjadikan puasa Ramadhan dengan hukum wajib dan mengisi malam-malamnya dengan beribadah adalah sunnah. Pada bulan Ramadhan, ibadah sunnah akan diberikan pahala sebesar ibadah wajib dan pahala ibadah yang wajib dilipatgandakan 70 kali lipat.
Kemudian, Habib Umar mengatakan bahwa barangsiapa memberikan makan untuk berbuka puasa kepada orang berpuasa, maka Allah akan memberikan pahala yang sama kepada orang yang memberikan makan daripada pahala puasa orang tersebut.
“Para sahabat bertanya: Ya Rasul tidak semua dari kita mampu memberikan makan kepada orang di bulan Ramadhan. Maka Rasulullah bersabda: pahala ini Allah siapkan bagi mereka yang memberikan sedikit kepada orang yang berpuasa walaupun satu biji kurma atau seteguk air atau segelas susu,” kata Habib Umar.